Pada April, Iran menembakkan ratusan drone dan rudal ke Israel sebagai respons atas pemboman fasilitas diplomatik Iran di Damaskus. Pertahanan udara Israel dan Amerika Serikat (AS) di wilayah tersebut membantu menembak jatuh sebagian besar proyektil, sehingga meminimalkan kerusakan akibat serangan tersebut.
Secara terpisah, Hizbullah juga melancarkan serangannya sendiri terhadap Israel pada 25 Agustus. Tindakan tersebut dilakukan sebagai respons atas pembunuhan salah satu komandan utamanya dalam serangan udara Israel di Beirut, yang juga menewaskan beberapa warga sipil.
Israel mengklaim telah menggagalkan operasi tersebut dengan serangan preventif, namun kelompok Lebanon yang beraliansi dengan Iran itu mengatakan bahwa mereka berhasil menyerang situs intelijen militer Israel di dekat Tel Aviv.
Konflik lintas batas antara Hizbullah dan Israel terus berlanjut hampir setiap hari. Hizbullah mengatakan bahwa mereka menargetkan situs-situs militer di Israel utara dan Dataran Tinggi Golan yang diduduki Suriah untuk mendukung warga Palestina di Gaza, yang menjadi korban serangan Israel selama 11 bulan terakhir.
Kelompok Lebanon tersebut berjanji melanjutkan operasi militernya sampai perang di Gaza berakhir, sementara para pejabat Israel bertekad untuk mengusir Hizbullah dari perbatasan negara tersebut, termasuk dengan perang habis-habisan jika diperlukan.