Trump: Otoritas Palestina Bukan Teman Amerika Serikat dan Israel

- Trump mengancam eksistensi Israel jika Kamala Harris terpilih sebagai presiden AS
- Trump klaim dukungan pemilih Yahudi meningkat signifikan, namun data jajak pendapat menunjukkan sebaliknya
- Trump berjanji akan larang pengungsi dari Gaza masuk ke AS, serta kritik keras terhadap protes anti-Israel di kampus-kampus AS
Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyampaikan peringatan keras kepada komunitas Yahudi AS dalam pidatonya di acara Republican Jewish Coalition di Las Vegas pada Kamis (5/9/2024). Trump mengklaim bahwa Israel akan terancam eksistensinya jika Wakil Presiden Kamala Harris terpilih menjadi presiden AS.
"Saya akan bekerja dengan Anda untuk memastikan Israel bersama kita selama ribuan tahun ke depan. Anda tidak akan memiliki Israel jika dia (Harris) menjadi presiden. Israel tidak akan ada lagi," ujar Trump dalam pidatonya secara online, dilansir dari Time of Israel.
Pernyataan kontroversial ini menjadi bagian dari upaya Trump untuk menarik dukungan pemilih Yahudi menjelang Pemilu AS 2024. Ia mengklaim telah banyak membantu Israel selama masa kepresidenannya.
1. Trump klaim dukungan Yahudi terhadap dirinya meningkat
Dalam pidatonya, Trump mengklaim bahwa dukungan pemilih Yahudi terhadapnya telah meningkat signifikan.
"Saya bisa mengatakan dengan jujur bahwa kami mendapat 25 persen suara, 26 persen setelah empat tahun, setelah saya melakukan lebih banyak untuk Israel daripada siapa pun. Tahun ini kami mungkin akan berada di sekitar angka 50 persen," ujar Trump.
Namun, klaim ini tidak didukung oleh data terbaru. Jajak pendapat terakhir terhadap pemilih Yahudi Amerika yang dilakukan pada Juni lalu masih menunjukkan dukungan untuk Trump hanya sekitar 24 persen. Jajak pendapat ini dilakukan sebelum Presiden Joe Biden mengundurkan diri dari pencalonan.
Trump juga mengkritik pemilih Yahudi yang tidak mendukungnya.
"Saya tidak mengerti bagaimana ada orang yang bisa mendukung mereka (Demokrat). Jika Anda mendukung mereka dan Anda orang Yahudi, Anda harus memeriksakan kepala Anda," kata Trump kepada hadirin RJC.
2. Trump janji larang pengungsi Gaza masuk AS
Selain mengkritik lawan politiknya, Trump juga memaparkan sejumlah janji kebijakan terkait Israel dan Palestina jika ia terpilih kembali menjadi presiden. Trump berjanji akan melarang pengungsi dari Gaza masuk ke AS. Ia menyebut Gaza sebagai daerah yang dipenuhi teroris.
"Saya akan mendukung hak Israel untuk menang (dalam perang). Anda harus menang dan Anda harus menang dengan cepat," tegas Trump.
Dilansir dari The Guardian, Trump juga berjanji akan menangkap pelaku vandalisme pro-Hamas. Ia merujuk pada aksi protes mahasiswa di kampus-kampus AS. Trump menegaskan bahwa Otoritas Palestina bukan teman AS.
"Saya memotong dana Otoritas Palestina dan menghentikan uang untuk Hamas. Kami benar-benar memotong dana. Kita membayar mereka setiap tahun. Amerika Serikat membayar mereka. Saya berkata kita tidak akan membayarnya lagi. Mereka bukan teman kita dan bukan teman Israel," jelas Trump.
3. Trump ancam cabut akreditasi kampus penyebar antisemitisme
Trump juga mengkritik keras protes anti-Israel yang melanda kampus-kampus AS selama setahun terakhir. Ia mengancam akan mencabut akreditasi dan dukungan federal terhadap universitas-universitas yang dianggapnya menyebarkan propaganda antisemitisme.
"Perguruan tinggi akan dan harus mengakhiri propaganda antisemitisme atau mereka akan kehilangan akreditasi dan dukungan federal mereka," tegas Trump.
Menanggapi pernyataan-pernyataan Trump, kubu Kamala Harris membantah keras klaim mantan presiden tersebut. Juru bicara kampanye Harris-Walz, Morgan Finkelstein, menegaskan dukungan kuat Harris terhadap Israel.
"Wakil Presiden telah sangat jelas: dia telah menjadi pendukung seumur hidup Negara Israel sebagai tanah air yang aman dan demokratis bagi orang-orang Yahudi. Dia memiliki komitmen yang tak tergoyahkan terhadap keamanan Israel dan akan selalu membela hak Israel untuk membela diri," kata Finkelstein.
Finkelstein juga mengingatkan bahwa Trump pernah makan malam dengan seorang neo-Nazi. Trump juga dilaporkan pernah mengatakan bahwa Adolf Hitler melakukan beberapa hal baik.