Salah satu pemandangan ibu kota Addis Ababa saat ini. (Unsplash.com/Yohannes Minas)
Banyak dari para korban pembunuhan Teror Merah yang diluncurkan oleh rezim Mengistu adalah para pemuda. Ada juga para pedagang makanan pokok tapi jumlahnya jauh lebih sedikit.
Pemenjaraan rakyat dan pembunuhan para pedagang itu juga dinilai menjadi salah satu kontributor atas bencana kelaparan Ethiopia yang terjadi pada pertengahan tahun 1980-an.
Mengistu Haile Mariam kemudian menjadi penguasa mutlak setelah para lawan politik saingan menyerah. Pada tahun 1983, Mengistu membubarkan Derg dan kemudian menjadi Presiden Ethiopia pertama.
Dari mulai menjabat sebagai presiden sampai tahun 1985, Ethiopia mengalami bencana kelaparan yang membunuh ratusan ribu orang. Akhir tahun 1980-an dan awal tahun 1990-an, pemberontakan untuk menumbangkan rezim Mengistu terjadi dan pada tahun 1991, dia dilengserkan.
Salah satu kelompok kuat yang mengorganisir pemberontakan itu adalah Tigrayan People's Liberation Front (TPLF). Saat ini, TPLF dianggap kelompok teroris dan diperangi oleh pasukan Perdana Menteri Abiy Ahmed Ali.
Pertempuran antara TPLF dengan pasukan pemerintah Ethiopia masih berlangsung sampai saat ini dan ribuan orang dikabarkan tewas. Tiga wilayah pertempuran yang terjadi adalah di Tigray, Afar dan Amhara.
Setelah digulingkan, Mengistu kemudian melarikan diri ke Zimbabwe. Dia hidup dalam pengasingan. Dilansir Al Jazeera, pada tahun 2008, dia dijatuhi hukuman mati secara in absentia.
Itulah fakta-fakta yang terjadi dalam sejarah berlumuran darah di Ethiopia pada akhir tahun 1970-an yang disebut sebagai Teror Merah.