Operasi Serval kemudian diikuti oleh Operasi Barkhane pada tahun 2014. Dalam Operasi Barkhane, Prancis mengerahkan lebih dari 5.000 personel militer. Pasukan Prancis membantu negara-negara seperti Burkina Faso, Chad, Mali, Mauritania and Niger dalam memerangi kelompok teroris.
Mulai tahun 2021 ini, Prancis telah mengumumkan akan melakukan penarikan pasukannya, khususnya yang ada di wilayah Mali utara. Beberapa pangkalan militer Prancis seperti di kota Kidal dan Tessalit, telah ditinggalkan pasukan.
Pemerintah Prancis mengatakan, mereka akan menarik lebih dari 2.000 pasukannya dari gurun Sahel pada awal tahun 2022 mendatang. Mereka akan mengatur kembali strategi, memfokuskan upaya militer untuk menetralisir kelompok yang dianggap teroris, dan memperkuat tentara lokal.
Dilansir Al Jazeera, kepala kampanye militer Operasi Barkhane Prancis di Mali yang bernama Jenderal Etienne du Peyroux secara resmi menyerahkan kepemimpinan kepada komandan Mali yang bakal menggantikan di pangkalan militer Timbuktu.
Peyroux mengatakan bahwa Prancis "akan hadir dengan cara yang berbeda. Ini pada akhirnya adalah tujuan Operasi Barkhane: Untuk memungkinkan Mali memutuskan nasibnya sendiri namun tetap selalu dalam kemitraan."