80 Persen Rumah Sakit di Sudan Tidak Berfungsi akibat Perang Sipil

Jakarta, IDN Times - Organisasi amal medis, Médecins Sans Frontières (MSF) mengumumkan bahwa mereka terpaksa menghentikan kegiatannya di salah satu rumah sakit di bagian selatan ibu kota Sudan, Khartoum, akibat serangan yang terus berlanjut.
Rumah Sakit Bashair, yang terletak di wilayah yang dikuasai oleh pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF), adalah salah satu dari sedikit rumah sakit yang masih berfungsi di Khartoum. Fasilitas kesehatan ini membantu merawat korban serangan udara yang kerap dilancarkan oleh Angkatan Bersenjata Sudan, serta para perempuan dan anak-anak yang kekurangan gizi.
"Selama 20 bulan tim MSF bekerja bersama staf rumah sakit dan relawan, Rumah Sakit Bashair telah mengalami insiden berulang di mana para pejuang bersenjata memasuki rumah sakit dan mengancam staf medis, sering kali menuntut agar para pejuang dirawat lebih dulu daripada pasien lainnya," kata MSF pada Jumat (10/1/2024).
"Terlepas dari upaya keterlibatan yang luas dengan semua pihak terkait, serangan-serangan ini terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir. MSF kini telah mengambil keputusan yang sangat sulit untuk menghentikan semua aktivitas medis di rumah sakit tersebut," tambah kelompok tersebut, yang juga dikenal dengan sebutan Doctors Without Borders.
1. Sekitar 80 persen rumah sakit di wilayah konflik telah berhenti beroperasi
Sejak meletus pada April 2023, perang antara militer Sudan dan RSF telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan jutaan lainnya mengungsi. Konflik ini juga mengakibatkan 80 persen rumah sakit di wilayah konflik tidak lagi dapat beroperasi. Pasukan RSF kerap menargetkan fasilitas medis untuk menuntut perawatan atau menjarah persediaan yang ada.
Menurut MSF, Rumah Sakit Bashair telah melayani lebih dari 25 ribu orang, termasuk 9 ribu pasien yang mengalami luka akibat ledakan, tembakan, dan kekerasan lainnya.
“Kadang-kadang puluhan orang tiba di rumah sakit pada waktu yang sama setelah penembakan atau serangan udara terhadap daerah pemukiman dan pasar,” kata MSF.
Pada Minggu (5/1/2025), sebanyak 50 orang dilarikan ke ruang garurat darurat akibat serangan udara yang berjarak 1 km dari rumah sakit itu. Dari jumlah tersebut, 12 di antaranya telah meninggal dunia.