Jakarta, IDN Times - Terlepas dari zona bahaya yang ditetapkan oleh pemerintah, banyak penduduk desa di timur laut Filipina memilih tinggal di sekitar area gunung berapi Mayon yang mengalami erupsi minggu lalu.
Bahkan, setelah pejabat memerintahkan evakuasi sejak pekan lalu, beberapa warga dilaporkan menolak meninggalkan rumah dan sebagian lainnya singgah sebentar untuk memberi makan ternak.
"Saya ketakutan. Kami melihat lahar mengalir turun pada suatu malam dan sebuah batu besar berguling ke bawah, terdengar seperti guntur,” kata Delfina Guiwan saat ia menyelinap kembali ke desanya yang telah sepi untuk mengambil seragam putrinya dan memberi makan ternak babinya, dikutip Associated Press.
“Saya berdoa agar letusan ini tidak menjadi lebih buruk karena mata pencaharian kami ada di sini dan sulit untuk tinggal di kamp pengungsian dengan sedikit toilet untuk begitu banyak orang, dan panasnya. Anak-anak sakit di sana," tambah dia.
Desanya, Calbayog, terletak di kaki bukit timur laut Mayon dan berada dalam radius 6 kilometer (km) dari kawah gunung berapi yang telah lama ditetapkan sebagai zona bahaya permanen. Meski dilarang, ribuan penduduk desa miskin telah melanggar larangan tersebut dan tinggal di sana selama beberapa generasi.
Bahkan, bisnis seperti penambangan pasir dan kerikil serta wisata tamasya juga berkembang pesat di daerah tersebut.