Ilustrasi perawatan pasien Ebola. (Pixabay.com/bhossfeld)
Melansir Reuters, upaya Uganda menghadapi Ebola mendapat pujian dari Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
"Uganda telah menunjukkan Ebola dapat dikalahkan ketika seluruh sistem bekerja , mulai dari memiliki sistem peringatan, menemukan dan merawat orang yang terkena dampak dan kontak, hingga mendapatkan partisipasi penuh dari komunitas," kata Tedros.
Ebola menyebar melalui kontak dengan cairan tubuh orang yang terinfeksi dan memiliki tingkat kematian sekitar 50 persen. Lebih dari 11.300 orang telah meninggal selama wabah 2013-2016 di Afrika Barat.
Wabah yang menyebar di Uganda merupakan varian Sudan, berbeda dengan jenis virus yang lebih umum, Zaire, yang menjadi penyebab beberapa epidemi baru-baru ini di Republik Demokratik Kongo.
Meski begitu, para ahli mengatakan pengalaman, Uganda memerangi Ebola sebelumnya dan sepupu virusnya Marburg telah membantu dalam menangani wabah Ebola.
Presiden Yoweri Museveni pernah mengatakan, penundaan dua minggu dalam mengumumkan wabah setelah adanya dugaan kematian pertama akibat Ebola telah membuang kesempatan untuk karantina kontak. Namun, pejabat kesehatan dapat membalikkan keadaan pada November setelah memberlakukan lockdown.