Jakarta, IDN Times - Presiden Bank Sentral Belanda atau De Nederlandsche Bank (DNB), Klaas Knot, pada Jumat (1/7/2022) secara resmi meminta maaf atas peran lembaganya dalam perdagangan budak pada abad ke-19. Permintaan maaf itu dilakukan bersamaan dengan peringatan penghapusan Hari Penghapusan Perbudakan di Belanda.
Lebih dari setengah juta orang yang diperdagangkan sebagai budak oleh perusahaan Geoctrooieerde Westindische Compagnie (GWC) atau Perusahaan Hindia Barat Belanda. Perdagangan budak itu dilakukan sejak abad ke-17 sampai dengan dihapuskan pada 1863.
De Nederlandsche Bank mengakui terlibat dalam perdagangan budak antara 1814 hingga 1863. Bank tersebut kemudian menjanjikan jutaan euro untuk mengurangi efek negatif kontemporer atas keterlibatan masa lalunya.