Ilustrasi Teroris (IDN Times/Arief Rahmat)
Melansir France 24, Al-Shabab selama 15 tahun terakhir telah berusaha menggulingkan pemerintahan Somalia dan secara teratur menyerang sasaran sipil dan militer. Beberapa bulan terakhir kelompok teroris itu meningkatkan serangannya, terutama di ibu kota Mogadishu.
Serangan tembakan dan bom terjadi selama 30 jam di Hotel Hayat yang populer di Mogadishu pada bulan Agustus, menewaskan 21 orang dan melukai 117 lainnya.
Presiden Somalia Hassan Sheikh Mohamud setelah serangan pada Agustus berjanji akan mengobarkan perang habis-habisan terhadap kelompok teroris. Presiden Bulan lalu meminta orang-orang menjauh dari daerah-daerah yang dikendalikan oleh para teroris, dengan mengatakan angkatan bersenjata dan milisi suku sedang melancarkan serangan terhadap mereka.
Pada awal bulan ini serangan gabungan pasukan pemerintah dengan pasukan Amerika Serikat menggunakan pesawat nirawak berhasil membunuh salah satu komandan paling senior Al-Shabab. Beberapa jam setelah kematiannya diumumkan ada serangan balasan berupa tiga pemboman di kota selatan Beledweyne, yang menewaskan sedikitnya 30 orang.
Selain menghadapi serangan teroris, Somalia dan negara lainnya di wilayah Tanduk Afrika berada dalam masalah kekeringan terburuk dalam lebih dari 40 tahun. Empat musim hujan yang gagal telah memusnahkan ternak dan tanaman.
Saat ini, ada sekitar 7,8 juta orang di Somalia. Hampir setengah dari populasi mengalami dampak dari kekeringan, dengan 213 ribu berada di ambang kelaparan, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.