Sejauh ini kebakaran yang melanda Aljazair telah mampu dikendalikan. Namun upaya untuk mengejar terduga pelaku pembakaran masih terus dilakukan. Sementara ini, ada 22 orang yang telah ditangkap oleh otoritas berwenang.
Usai pertemuan dewan keamanan tinggi Aljazair yang terbaru, Reuters mengutip "Dinas Keamanan akan melanjutkan upaya untuk menangkap sisa dari mereka yang terlibat dan semua yang tergabung dalam dua organisasi teroris," kata kantor kepresidenan dalam sebuah pernyataan.
Rashad adalah kelompok organisasi Islam konservatif yang memiliki basis di London. Sedangkan MAK adalah organisasi kemerdekaan Kabyle yang memiliki basis di Paris. Kedua gerakan ini menurut Africa News, ilegal di Ajlazair karena diklasifikasikan sebagai "organisasi teroris" pada 18 Mei lalu.
Kelompok MAK yang wilayahnya sebelah timur ibukota Aljir adalah kelompok yang membela orang-orang Kabyle. Orang-orang Kabyle tersebut tersebar di dua provinsi yakni Tizi Ouzou dan Bejaia. Kelompok MAK mempromosikan diri untuk memerdekakan wilayah Kabyle. Pemerintah Aljazair menduduh MAK terlibat hubungan dengan Maroko dan Zionis.
Hubungan Aljazair dan Maroko juga memburuk dalam beberapa bulan terakhir karena Rabat menuduh Aljir mendukung kelompok separatis kelompok Polisario.
Polisario adalah kelompok pejuang gerakan pembebasan nasional orang-orang Sahrawi yang mengklaim wilayah Sahara Barat. Kelompok ini dilarang di bawah kendali Maroko dan Aljazair dituduh memiliki hubungan dan mendukung gerakan tersebut.
Mohammed VI, Raja Maroko dalam pidato bulan Juli lalu telah menyerukan hubungan yang lebih baik dengan tetangga Aljazair untuk membuka perbatasan yang telah lama tertutup. Maroko juga menawarkan mengirim bantuan untuk memadamkan kebakaran namun Aljazair tidak memberi tanggapan.