Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tentara Ukraina (Twitter.com/Glasnost Gone)

Jakarta, IDN Times – Organsasi hak asasi manusia, Amnesty International, mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa pasukan Ukraina mendirikan basis militernya di pemukiman warga sipil, termasuk di rumah sakit dan sekolah-sekolah.

Laporan yang dirilis pada Kamis (4/8/2022) itu, mengungkap bukti pasukan Ukraina melancarkan serangan dari dalam daerah pemukiman penduduk, serta berbasis di gedung-gedung sipil di 19 kota dan desa di tiga wilayah negara itu antara April dan Juli.

Dilansir Al Jazeera, tim investigasi Amnesty berhasil mendokumentasikan pasukan Ukraina yang mendirikan pangkalan militer di 5 rumah sakit dan 22 sekolah di seluruh Donbas timur, Kharkiv timur laut, dan wilayah Mykolaiv selatan.

Meskipun sekolah-sekolah telah ditutup sejak invasi Rusia dimulai, tetapi letaknya yang tidak jauh dari pemukiman membuat hal itu dinilai sangat berbahaya bagi warga sipil.

1. Taktik yang melanggar hukum internasional

Pengungsi memasuki Polandia dari Ukraina di titik penyeberangan perbatasan Medyka. (UNHCR/Chris Melzer)

Menurut Amnesty, taktik semacam itu merupakan bentuk pelanggaran hukum humaniter karena mengubah objek sipil menjadi sasaran militer. Amnesty mencatat, hukum humaniter internasional mengharuskan pihak-pihak yang berkonflik untuk menghindari penempatan sasaran militer di dalam atau dekat daerah berpenduduk padat.

"Kami telah mendokumentasikan pola pasukan Ukraina yang menempatkan warga sipil dalam bahaya dan melanggar hukum perang ketika mereka beroperasi di daerah berpenduduk," kata Agnes Callamard, sekretaris jenderal Amnesty.

“Berada dalam posisi defensif tidak membebaskan militer Ukraina dari menghormati hukum humaniter internasional.”

Pasukan Rusia sejauh ini telah melakukan banyak serangan terhadap sekolah yang dimanfaatkan oleh militer Ukraina. Di saat yang sama, Amnesty juga menekankan bahwa mereka tidak membenarkan serangan Rusia yang tanpa pandang bulu. Rusia kerap dituduh menargetkan warga sipil, tetapi Moskow membantah melakukannya.

2. Kiev tolak laporan Amnesty

Editorial Team

Tonton lebih seru di