TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

CIA Telepon Turki Minta Jadi Mediator Redam Konflik Iran-Israel

CIA-Turki juga berunding mengenai konflik Gaza

ilustrasi drone Iran (unsplash.com/Richard R. Schünemann)

Jakarta, IDN Times - Direktur Badan Intelijen Pusat (CIA) Amerika Serikat, William Burns menelpon Direktur Organnisasi Intelijen Nasional Turki, Ibrahim Kalin meminta supaya Turki menjadi mediator dalam konflik antara Israel dan Iran.

Dilansir ANTARA dari Sputnik, keduanya juga bertukar pandangan mengenai negosiasi gencatan senjata di Gaza. Usai perbincangan itu, Kalin kemuian berunding dengan perwakilan kelompok perlawanan Palestina Humas.

Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran meluncurkan lebih dari 300 pesawat nirawak (drone) dan rudal ke Israel. Serangan itu merupakan serangan balasan oleh Iran setelah Israel menyerang kantor konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April 2024 lalu.

Adapun, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Daniel Hagari mengklaim, Israel telah mencatat 99 persen target udara yang ditembakkan Iran, termasuk semua drone.

Baca Juga: Korsel Keluarkan Travel Warning ke Iran

1. Iran tegaskan serangan rudal ke Israel untuk membela diri

ilustrasi drone Iran (unsplash.com/Ant Rozetsky)

Sementara itu, Duta Besar Republik Islam Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Amir Saeid Iravani menegaskan, operasi militer yang dilakukan IRGC terhadap Israel merupakan upaya untuk membela diri. Hal tersebut diasampaikan Amir Saeid Iravani dalam sidang darurat Dewan Keamanan PBB yang digelar pada Minggu 14 April 2024 lalu.

“Operasi Iran sepenuhnya merupakan perwujudan dari hak yang melekat pada Iran untuk membela diri. Tindakan yang telah selesai tersebut diperlukan dan proporsional,” ucap Iravani.

Dia mengatakan, IRGC menargetkan instalasi militer. Adapun, serangan udara itu kata dia dilakukan secara terukur dan sangat hati-hati demi mengurangi potensi eskalasi dan korban dari kalangan warga sipil.

2. Amerika disebut gagal paham atas serangan Iran ke Israel

drone Shahed-149 milik Iran (Wikimedia Commons/Mehrdad Esfahani)

Pada kesempatan itu, Irvani juga menyayangkan sejumlah anggota Dewan Keamanan (DK) PBB, seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis, yang gagal paham melihat akar masalah yang membuat pihaknya melancarkan aksi tersebut.

Irvani menyatakan, ada upaya untuk mendiskreditkan hak membela diri yang dilakukan oleh Iran melalui disinformasi yang terus digaungkan oleh sejumlah negara anggota DK PBB.

“Dengan munafiknya ketiga negara tersebut menyalahkan dan menuduh Iran tanpa memperhatikan kegagalan mereka sendiri dalam menjunjung komitmen internasional mereka untuk mewujudkan perdamaian dan keamanan kawasan,” kata Iravani.

Baca Juga: Netanyahu Tunda Serangan ke Rafah Usai Diobrak-abrik Iran

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya