Thailand Janji Selidiki Kematian Babi Peliharaan, Diduga Demam Afrika
Populasi babi Thailand berkurang dan harganya meroket
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Otoritas peternakan Thailand berjanji akan menyelidiki kematian seekor babi peliharaan setelah tes lab mengindikasikan babi itu mati karena demam babi Afrika (African swine fever/ASF). Insiden tersebut menjadi kasus ASF pertama yang dilaporkan di negara itu.
Seekor babi mini peliharaan di Bangkok dinyatakan mati akibat penyakit itu setelah dibawa oleh pemiliknya untuk dites di laboratorium Universitas Kasetsart pada awal Desember.
"Demam babi Afrika telah ditemukan di Thailand, karena kami yang menemukannya," kata Nattavut Ratanavanichrojn, pembantu dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Kasetsart di provinsi Nakhon Pathom, sebelah barat Bangkok, dilansir ANTARA dari Reuters, Sabtu (8/1/2022).
Dekan itu menambahkan bahwa pihak universitas telah mengirimkan hasil autopsi babi itu ke Departemen Pengembangan Ternak Thailand bulan lalu. Sang pemilik juga memelihara dua babi mini lain di rumahnya yang belakangan juga mati.
Baca Juga: Diduga Terjangkit Virus Flu, Puluhan Babi Liar di Agam Mati
Baca Juga: Tuntut PM Mundur, Demonstran Bentrok dengan Polisi Thailand
1. Departemen Peternakan mengaku belum temukan kasus tapi janji akan selidiki
Wakil direktur jenderal Departemen Pengembangan Ternak Chaiwat Yothakol, mengatakan pihaknya akan menyelidiki apakah babi itu benar-benar terinfeksi penyakit tersebut.
"Hingga kini kami belum menemukan penyakit itu di sini," kata dia Jumat malam.
Demam babi Afrika tidak membahayakan manusia tapi mematikan bagi babi. Belum ada vaksin untuk melawan virus penyebab penyakit tersebut.
Baca Juga: Diduga Kena Jerat Babi, Tiga Harimau Sumatra Ditemukan Mati