TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Bos Wagner: Tak Ada Lagi Pertempuran di Ukraina, Mari Fokus ke Afrika

Bos Wagner menyambut kedatangan pasukannya di Belarus

Seorang anggota tentara Rusia menembakkan sebuah howitzer dalam latihan militer di Kuzminsky di selatan Rostov, Rusia, Rabu (26/1/2022). ANTARA FOTO/Sergey Pivovarov/File Photo.

Jakarta, IDN Times – Pemimpin tentara bayaran Rusia Wagner, Yevgeny Prigozhin, mengatakan bahwa pasukannya tidak akan melanjutkan pertempuran di Ukraina. Ungkapan itu disampaikan ketika dia menyambut pasukannya di Belarus.

Sebaliknya, Prigozhin meminta pasukan Wagner untuk mengumpulkan kekuatan di Afrika.

Pemberontakan Wagner yang gagal pada 23-24 Juni telah ditafsirkan oleh Barat sebagai tantangan terhadap pemerintahan Presiden Vladimir Putin, yang menggambarkan kelemahan kepala Kremlin berusia 70 tahun dan tekanan perang Ukraina terhadap negara Rusia.

Rekaman itu, yang diunggah ulang oleh layanan persnya di Telegram, adalah bukti video pertama tentang keberadaan Prigozhin sejak malam pemberontakan.

Baca Juga: Presiden Putin Tidak Akan Menghadiri KTT BRICS di Afrika Selatan

1. Prigozhin menyambut kedatangan pasukannya di Belarus

Yevgeny Prigozhin (youtube.com/The Telegraph)

Dalam video tersebut, yang keasliannya belum diverifikasi, seorang pria berbahasa Rusia terdengar seperti Prigozhin. Dia menyambut anak buahnya.

"Selamat datang teman-teman. Selamat datang di tanah Belarus," kata Prigozhin.

“Kami bertarung dengan terhormat. Anda telah melakukan banyak hal untuk Rusia. Apa yang terjadi di depan adalah aib yang tidak perlu kita libatkan,” tambah dia.

Di tengah pemberontakan, Putin sempat mengatakan bahwa dia tidak akan mengampuni langkah pasukan Wagner. Putin juga membandingkannya dengan kekacauan masa perang yang mengantarkan revolusi 1917. Tetapi, beberapa jam kemudian, kesepakatan dicapai untuk memungkinkan Prigozhin dan beberapa pejuangnya pergi ke Belarus.

2. Rusia bantah keretakan usai pemberontakan Wagner

Ilustrasi perang/konflik. (IDN Times/Aditya Pratama)

Sejak Prigozhin terakhir terlihat meninggalkan kota Rostov pada 24 Juni, misteri menyelimuti nasibnya setelah dia dianggap sebagai pengkhianat oleh Putin. Juga tidak jelas apa yang akan dilakukan Wagner dengan klaim 25 ribu pasukannya.

Sejak kesepakatan untuk mengakhiri pemberontakan, Kremlin telah berusaha untuk memproyeksikan ketenangan. Kremlin menampilkan Putin yang mengikuti berbagai pertemuan dan bertemu banyak orang di Dagestan. Putin juga tampak mendiskusikan komputasi kuantum dan kecerdasan buatan.

Para pejabat Rusia mengabaikan interpretasi Barat atas pemberontakan tersebut dan mengatakan bahwa Barat seharusnya tidak menyibukkan diri dengan "goresan" semacam itu.

Baca Juga: Ukraina Disebut Serang Krimea, Rusia: Barat Tutup Mata!

Verified Writer

Andi IR

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya