Militer Ukraina: Tampaknya Kami Akan Terus Bertugas sampai Perang Usai
Rencana mobilisasi militer di Ukraina tidak berjalan lancar
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Beberapa tentara di Ukraina timur merasa tidak mempunyai pilihan selain bertempur sampai perang selesai, meskipun ada upaya dari pemerintah pusat untuk memobilisasi lebih banyak tentara demi menggantikan mereka yang telah bertugas lama di garis depan.
Rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan menambah angkatan bersenjata Ukraina yang sudah terkuras dan habis terhenti di parlemen. Namun, salah satu perubahan yang diusulkan adalah untuk memastikan tentara yang telah bertempur selama 3 tahun dapat diberhentikan.
Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, militer mengusulkan untuk memobilisasi 450-500 ribu lebih warga Ukraina untuk perang, dikutip dari Reuters.
1. Kebijakan demobilisasi militer dianggap tidak realistis
Keluarga dari beberapa anggota militer yang bertugas secara bergilir telah mendesak Zelenskyy untuk mencari cara guna meringankan penderitaan mereka. Namun, anggota unit drone yang bertempur di dekat reruntuhan kota Bakhmut percaya bahwa harapan tersebut tidak realistis.
“36 enam bulan adalah masa hidup yang sangat panjang, namun apa yang dapat Anda lakukan? Anda harus melawan musuh,” kata seorang pilot drone berusia 51 tahun, yang memiliki tanda panggilan “Mac”, berbicara di malam hari dari dalam bunker, saat tembakan senapan mesin terdengar di dekatnya.
“Saya pribadi tidak bisa membayangkan mendemobilisasi dan menjalani kehidupan sipil sementara perang masih berlangsung,” tambah prajurit dari batalion drone Brigade Penyerang Terpisah ke-92 itu.
“Saya akan bertahan sampai kita menang," tambah dia.
Baca Juga: Rival Putin Kemungkinan Akan Disingkirkan dari Pemilu Rusia
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.