TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Militer Ukraina: Tampaknya Kami Akan Terus Bertugas sampai Perang Usai

Rencana mobilisasi militer di Ukraina tidak berjalan lancar

Ilustrasi bendera negara Ukraina (unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Jakarta, IDN Times - Beberapa tentara di Ukraina timur merasa tidak mempunyai pilihan selain bertempur sampai perang selesai, meskipun ada upaya dari pemerintah pusat untuk memobilisasi lebih banyak tentara demi menggantikan mereka yang telah bertugas lama di garis depan.

Rancangan undang-undang (RUU) yang bertujuan menambah angkatan bersenjata Ukraina yang sudah terkuras dan habis terhenti di parlemen. Namun, salah satu perubahan yang diusulkan adalah untuk memastikan tentara yang telah bertempur selama 3 tahun dapat diberhentikan.

Presiden Volodymyr Zelenskyy mengatakan, militer mengusulkan untuk memobilisasi 450-500 ribu lebih warga Ukraina untuk perang, dikutip dari Reuters.

1. Kebijakan demobilisasi militer dianggap tidak realistis

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy (Twitter.com/Volodymyr Zelenskyy)

Keluarga dari beberapa anggota militer yang bertugas secara bergilir telah mendesak Zelenskyy untuk mencari cara guna meringankan penderitaan mereka. Namun, anggota unit drone yang bertempur di dekat reruntuhan kota Bakhmut percaya bahwa harapan tersebut tidak realistis.

“36 enam bulan adalah masa hidup yang sangat panjang, namun apa yang dapat Anda lakukan? Anda harus melawan musuh,” kata seorang pilot drone berusia 51 tahun, yang memiliki tanda panggilan “Mac”, berbicara di malam hari dari dalam bunker, saat tembakan senapan mesin terdengar di dekatnya.

“Saya pribadi tidak bisa membayangkan mendemobilisasi dan menjalani kehidupan sipil sementara perang masih berlangsung,” tambah prajurit dari batalion drone Brigade Penyerang Terpisah ke-92 itu.

“Saya akan bertahan sampai kita menang," tambah dia.

Baca Juga: Rival Putin Kemungkinan Akan Disingkirkan dari Pemilu Rusia

2. Tidak bisa pasukan tanpa pengalaman perang ditempatkan di garis depan

Ilustrasi bendera negara Ukraina (unsplash.com/Yehor Milohrodskyi)

Komandan batalion tersebut, Yurii Fedorenko, mengatakan bahwa lebih banyak pasukan diperlukan untuk memungkinkan pasukan penyerang mundur ke posisi lebih jauh dari depan. Tujuannya adalah memulihkan diri dan digantikan oleh unit-unit baru.

Namun, dia juga meragukan gagasan untuk diberhentikan setelah tiga tahun.

“Jangan saling menipu, ini tidak akan terjadi,” katanya di pos komandonya di lokasi terpisah.

"Jika kita membiarkan orang-orang ini, perwira berpengalaman, sersan, tentara, orang-orang yang mampu melakukan tugas tempur, jika kita membiarkan mereka pergi, tidak akan ada yang tersisa untuk berperang,” tambah dia.

Verified Writer

Andi IR

Belajar menulis

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya