TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ngeri, Kuburan Massal 65 Jenazah Migran Ditemukan di Libya

PBB: Migran diyakini tewas saat penyelundupan melalui gurun

Logo PBB (pixabay.com/Chickenonline)

Jakarta, IDN Times - Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) melaporkan sedikitnya 65 jenazah telah ditemukan di kuburan massal di Libya. Pada Jumat (22/3/2024), juru bicara badan PBB itu mengatakan kuburan tersebut ditemukan oleh pasukan keamanan negara Afrika Utara tersebut.

Badan internasional itu mengaku sangat terkejut dan khawatir. Pihaknya mengatakan bahwa penyebab kematian dan kewarganegaraan para migran tersebut tidak diketahui. Namun, mereka diyakini tewas dalam proses penyelundupan melalui gurun. 

Dilaporkan Al Jazeera, Departemen Investigasi Kriminal (CID) Kementerian Dalam Negeri mengungkapkan, puluhan jenazah tersebut ditemukan di Lembah al-Jahriya di kota Al-Shuwairf, sekitar 421 km di selatan ibu kota Tripoli. Departemen menambahkan bahwa setelah mengambil sampel DNA, semua jenazah tersebut akan dimakamkan kembali.

Baca Juga: Libya Dituding Halangi Penyelamatan 170 Pengungsi di Mediterania

1. Libya menjadi jalur utama para migran Afrika menuju Eropa

Libya adalah jalur utama bagi para migran dari wilayah Afrika yang akan menyeberangi Laut Mediterania untuk menuju ke Eropa. Para pelaku perdagangan manusia mendapat keuntungan dengan menyelundupkan para migran melintasi perbatasan gurun pasir yang panjang, yang sering kali merupakan jalur mematikan.

Ketidakstabilan akibat kekerasan selama lebih dari satu dekade sejak penggulingan dan pembunuhan diktator Muammar Gaddafi pada 2011 dalam pemberontakan yang didukung NATO, telah mengubah Libya menjadi lahan subur bagi penyelundup dan pedagang manusia, yang telah lama dituduh melakukan pelanggaran terhadap migran dan pengungsi.

Dikutip Associated Press, menurut proyek migran hilang IOM, setidaknya 962 migran dilaporkan tewas dan 1.563 hilang di Libya pada 2023. Mereka yang dicegat dan dikembalikan ke negara tersebut ditahan di pusat penahanan pemerintah yang penuh dengan pelanggaran, termasuk kerja paksa, pemukulan, pemerkosaan, dan penyiksaan.

2. IOM minta Libya pastikan pemulihan, identifikasi dan pemindahan jenazah

bendera Libya (pixabay.com/Chickenonline)

IOM mengatakan pihaknya mengapresiasi pihak berwenang Libya yang telah meluncarkan penyelidikan atas kematian tersebut. Badan itu meminta agar negara tersebut memastikan pemulihan yang bermartabat, identifikasi dan pemindahan jenazah para migran yang meninggal, serta memberi tahu dan membantu keluarga mereka.

"Setiap laporan tentang migran yang hilang atau hilangnya nyawa mewakili keluarga yang berduka yang mencari jawaban tentang orang yang mereka cintai atau mengakui tragedi kehilangan tersebut," ujar juru bicara badan tersebut.

IOM juga mengungkap, setidaknya terdapat 3.129 kematian dan kehilangan yang tercatat pada 2023 di sepanjang rute Mediterania menuju Eropa. Itu menjadikannya rute migrasi paling mematikan di dunia.

Baca Juga: 61 Migran Tenggelam dalam Kecelakaan Kapal di Libya

Verified Writer

Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya