TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sekjen PBB Kecam Pembunuhan Israel di Gaza yang Tembus 25 Ribu Jiwa

Masih ada ribuan korban lain yang tertimbun reruntuhan

Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, Antonio Guterres (twitter.com/antonioguterres)

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengecam Israel atas kematian warga sipil Palestina di Gaza yang telah menembus 25 ribu jiwa pada Minggu (21/1/2024).

"Operasi militer Israel telah menyebarkan kehancuran massal dan membunuh warga sipil dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya selama saya menjabat Sekretaris Jenderal," kata Guterres.

"Ini sungguh memilukan dan sama sekali tidak dapat diterima. Timur Tengah adalah sebuah kotak yang mudah terbakar, kita harus melakukan semua yang kita bisa untuk mencegah konflik berkobar di seluruh kawasan," tambahnya, dikutip Reuters.

Juru bicara Kementerian Kesehatan, Ashraf al-Qudra, mengatakan bahwa terdapat 178 orang tewas dalam 24 jam terakhir, dengan jumlah total korban tewas dalam lebih dari tiga bulan perang Israel di Gaza mencapai 25.105 orang.

1. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak

Menurut laporan otoritas Palestina, setidaknya terdapat 62.681 orang terluka dalam serangan Israel di Gaza. Kantor media pemerintah Hamas mengatakan, korban tewas dan terluka tidak dapat dipindahkan ke rumah sakit karena penembakan yang terus berlanjut di Khan Younis dan daerah Tal al-Hawa di Kota Gaza dan wilayah utara.

Kementerian mengatakan, sebagian besar korban di Gaza adalah perempuan dan anak-anak, serta kemungkinan masih terdapat ribuan jenazah lainnya yang belum terhitung karena tertimbun di bawah reruntuhan.

Selama perang, militer Israel telah menyatakan penyesalan atas kematian warga sipil, dan menuduh Hamas beroperasi di daerah padat penduduk dan menggunakan warga sipil sebagai tameng manusia.

Baca Juga: 9 Ribu Orang Demo di Belgia Tuntut Konflik Gaza Dihentikan

2. Guterres sebut penolakan Israel terhadap solusi dua negara tidak dapat diterima

Guterres menambahkan, penolakan Israel terhadap solusi dua negara tidak dapat diterima. Dia menyebut penolakan hak warga Palestina untuk menjadi negara akan memperpanjang konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global.

Guterres mengatakan, resolusi konflik kedua negara yang telah berlangsung selama puluhan tahun terletak pada penerimaan hak warga Palestina untuk menjadi negara dan penerimaan terhadap solusi dua negara.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, pada Sabtu (20/1/2024) menolak pernyataan Presiden AS Joe Biden tentang negara Palestina setelah perang melawan Hamas berakhir.

Dilansir The Guardian, Netanyahu mengatakan Israel harus mempertahankan kendali keamanan atas Jalur Gaza untuk memastikan bahwa wilayah itu tidak lagi menjadi ancaman bagi Tel Aviv.

Verified Writer

Angga Kurnia Saputra

Self-proclaimed foreign policy enthusiast

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya