TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

2 Anggota Angkatan Laut AS Didakwa Mata-mata China

Bayaran mencapai 250 juta rupiah

Instagram.com/usnavy

Jakarta, IDN Times - Dua pelaut Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah ditangkap atas tuduhan terkait dengan dugaan mata-mata untuk China. Hal ini disampaikan oleh tim kejaksaan federal pada Kamis (3/8/2023).

Keduanya dituduh memberikan informasi pertahanan nasional kepada pejabat intelijen China dengan imbalan sejumlah yang. Ditangkap dengan kasus terpisah, keduanya diidentifikasi dengan nama Jinchao "Patrick" Wei dan Wenheng Zhao. 

Baca Juga: Pejabat AS: Balon Mata-mata China Kumpulkan Data Intelijen 

Baca Juga: AS Tembak Jatuh Balon Mata-Mata, China Bereaksi Keras  

1. Keduanya dianggap jaksa telah melakukan pengkhianatan terhadap AS

bendera Amerika Serikat (unsplash.com/Dave Sherrill)

Jinchao Wei merupakan warga negara AS yang dinaturalisasi sebelum akhirnya dituduh berkonspirasi untuk mengirim informasi pertahanan nasional ke agen China. Sedangkan Wenheng Zhao ditangkap dengan tuduhan menerima uang untuk foto dan video sensitif.

Tidak jelas apakah keduanya bekerja untuk agen China yang sama atau tidak.  Jaksa mengatakan Wei, yang bertugas sebagai masinis di kapal serbu amfibi USS Essex, memegang izin keamanan dan memiliki akses ke informasi sensitif tentang kapal tersebut.

Dia diduga didekati oleh seorang agen China pada Februari 2022 saat sedang menjalani proses menjadi warga negara AS. Agen itu membayar Wei dengan ribuan dolar untuk foto, video, manual teknis dan cetak biru kapal, kata surat dakwaan.

Pejabat departemen kehakiman mengatakan Wei juga memberikan rincian Marinir AS yang sedang dalam latihan maritim kepada agen tersebut.

"Ketika seorang prajurit atau pelaut memilih uang tunai daripada negara dan menyerahkan informasi pertahanan nasional sebagai tindakan pengkhianatan, kita harus siap untuk bertindak," kata Pengacara AS Randy Grossman, dilansir BBC.

2. Kasus ini menjadi pembelajaran bagi militer AS

ilustrasi tentara (pixabay.com/Danielhadmanphotography)

Jaksa Agung AS mengatakan informasi sensitif sudah didapatkan China akibat kedua terdakwa. "Melalui dugaan kejahatan yang dilakukan oleh para terdakwa ini, informasi sensitif militer berakhir di tangan Republik Rakyat China," kata Matthew Olsen, asisten jaksa agung Departemen Kehakiman untuk keamanan nasional, dilansir ABC News.

“Tuduhan itu menunjukkan tekad [China] untuk mendapatkan informasi yang sangat penting bagi pertahanan nasional kita dengan cara apa pun sehingga dapat digunakan untuk keuntungan mereka,” lanjut Olsen.

"Perilaku yang dituduhkan juga merupakan pelanggaran kewajiban serius anggota militer kita untuk membela negara kita dan menjaga rahasia kita sekaligus untuk melindungi sesama anggota militer mereka," tambah Olsen. 

Verified Writer

Anoraga Ilafi

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya