TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Angka Migran Pecah Rekor, Panama-Kosta Rika Perketat Aturan Imigrasi

Lonjakan migran di kedua negara capai rekor baru

ilustrasi bendera Panama (pexels.com/esjaimes)

Jakarta, IDN Times - Pemerintah Kosta Rika dan Panama meninjau langsung ke hutan rimba Darien Gap pada Minggu (24/9/2023). Aksi ini untuk memantau bagaimana situasi terkini di perbatasan Panama-Kolombia yang jadi pintu masuknya migran ilegal dari berbagai negara menuju ke Amerika Serikat (AS). 

Belakangan ini, arus migrasi ilegal yang masuk ke Panama dan Amerika Tengah untuk melakukan perjalanan ke AS terus meningkat. Hal ini pun membuat otoritas Panama dan Kosta Rika kewalahan dalam menanggulangi banyaknya migran yang datang di negaranya. 

Baca Juga: Panama, Guatemala, Makau Resmi Masuk Daftar Visa on Arrival Indonesia

1. Menteri Keamanan Panama dan Kosta Rika kunjungi Darien Gap

Menteri Keamanan Panama, Juan Manuel Pino dan Menteri Keamanan Kosta Rika, Mario Zamora mengadakan kunjungan di Darien Gap untuk mengetahui kondisi terkini. Menyusul lonjakan migran ilegal yang masuk ke Panama dan Kosta Rika dalam beberapa pekan terakhir. 

Dilaporkan Deutsche Welle, Panama-Kosta Rika setuju memfasilitasi migran menggunakan bus langsung ke perbatasan. Nantinya, migran akan diantar langsung ke perbatasan Kosta Rika jika berada di Panama dan langsung diantar ke perbatasan Nikaragua ketika berada di Kosta Rika. 

Di sisi lain, Panama juga akan memastikan keadaan migran di negaranya dengan melakukan pendataan biometrik. Para migran juga akan mendapatkan makan dan perawatan medis ketika masuk ke Panama. 

Pino menambahkan bahwa pihaknya tidak ingin melihat migran yang dimanfaatkan atau menjadi korban penyelundupan manusia dan terdampak pelecehan seksual. 

2. Kosta Rika tangkap 17 migran yang lakukan kerusuhan

Pada Kamis (21/9/2023), otoritas Kosta Rika telah menangkap 17 migran ilegal yang terlibat bentrok dengan aparat kepolisian di Paso Canoas. Bentrokan itu disebabkan penyitaan makanan dan minuman yang dijual oleh migran secara tidak resmi. 

Padahal, migran tersebut membutuhkan uang sebesar 30 dolar AS (Rp461 ribu) untuk membeli tiket bus yang akan mengantarnya ke perbatasan Nikaragua. Alhasil, para migran pun memrotes polisi dengan melempar batu dan menutup jalan. 

Dilaporkan The Tico Times, Menteri Keamanan Publik Kosta Rika, Mario Zamora menekankan bahwa pihaknya tidak akan menindak siapa pun yang melakukan kekacauan di negaranya. Ia pun sudah menambah jumlah personel kepolisian di area terdampak kerusuhan. 

Baca Juga: Kosta Rika Ingin Lebih Dekat dengan Indonesia dan ASEAN

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya