TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

AS-Kanada Tambah Sanksi Belarus soal Perang dan Pelanggaran HAM

Barat terus tekan rezim Lukashenko

ilustrasi bendera Kanada (pexels.com/@jaredvandermeer)

Jakarta, IDN Times - Amerika Serikat (AS) dan Kanada menerapkan sanksi tambahan kepada Belarus pada Senin (15/4/2024). Keputusan ini karena Presiden Belarus Alexander Lukashenko dipandang terus memberikan dukungan kepada Kremlin di tengah perang Rusia-Ukraina. 

Dalam beberapa tahun terakhir, AS dan Kanada sudah menjatuhkan sejumlah sanksi kepada Belarus. Selain membantu Rusia, rezim Lukashenko disebut terus menekan dan menangkap pacaoposisi setelah dilanda demonstrasi besar lantaran dituding curang dalam pilpres 2020. 

Baca Juga: India dan Pakistan Dituduh Intervensi Pemilu Kanada

1. AS beri sanksi perusahaan Belarus yang dapat profit dari perang

Tank milik militer Belarus. (nstagram.com/army__by)

Washington menjatuhkan sanksi baru kepada 12 perusahaan dan 10 individu asal Belarus. Kesemua pihak asal Belarus tersebut diduga mendapatkan keuntungan dari berkecamuknya perang Rusia-Ukraina. 

Dilansir The Kyiv Independent, AS memberikan sanksi kepada perusahaan milik negara Belarus, Peleng yang diduga menyuplai sistem kendali senjata untuk tank Rusia. Sanksi kali ini akan membatasi perusahaan dalam mengakses pihak penengah asal China. 

"Kami akan melanjutkan dan memperluas target kepada jaringan ilegal Belarus dan rezim yang bertanggung jawab dalam persekongkolan ini. Mereka telah mendapatkan keuntungan dari perang Rusia di Ukraina," ujar Kepala Departemen Intelijen Teroris dan Finansial Brian E Nelson. 

2. Kanada sanksi pihak pelanggar HAM di Belarus

Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Kanada mengumumkan sanksi baru kepada 21 pejabat Belarus yang dianggap ikut dalam pembubaran demonstran secara paksa setelah pengumuman hasil pilpres 2020. 

Dilansir Reuters, puluhan orang tersebut diketahui menjabat sebagai petinggi senior di pemerintahan, termasuk petinggi kepolisian serta aparat keamanan, jaksa penuntut umum, dan anggota sistem yudisial. 

"Orang-orang tersebut telah terlibat atau bekomplot dalam penangkapan paksa dan penangkapan secara brutal demonstran pada pilpres 2020. Mereka juga mendukung intimidasi dan penggunaan kekerasan dalam membubarkan demonstran di Belarus," terangnya. 

Baca Juga: Armenia Tolak Hadiri Pertemuan CIS di Belarus

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya