Austria Akhirnya Setujui Sanksi Uni Eropa ke Rusia
Austria tolak perusahaannya masuk sanksi Ukraina
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Pemerintah Austria memberikan lampu hijau untuk Uni Eropa (UE) memberikan sanksi ke Rusia. Keputusan ini setelah Ukraina akhirnya bersedia mengeluarkan Raiffeisen Bank International dalam daftar sanksi di negaranya.
Bank asal Austria tersebut dianggap sebagai perusahaan pendukung perang di Ukraina karena tidak bersedia hengkang dari Rusia. Pihak bank mengaku sebenarnya ingin meninggalkan Rusia, tetapi masih belum dapat dieksekusi dalam beberapa waktu terakhir.
Selain itu, Kanselir Austria Karl Nehammer mengkritisi prosedur percepatan masuknya Ukraina dan Moldova dalam UE. Ia pun sempat mengaku tidak setuju dengan proses negosiasi keanggotaan UE-Ukraina.
Baca Juga: Rusia Sebut Masuknya Ukraina-Moldova Bikin Perpecahan di Uni Eropa
1. Austria sempat memblokir sanksi UE ke Rusia
Keputusan Austria ini akan memperlancar penerapan sanksi ke-12 Uni Eropa (UE) kepada Rusia. Dalam sanksi itu, Brussels menargetkan larangan ekspor teknologi fungsi ganda, larangan perdagangan berlian di Rusia, dan tambahan pembatasan impor minyak dari Rusia di atas 60 dolar per barel.
Pada Kamis (14/12/2023), pemerintah Austria mengatakan akan mengecek lebih lanjut terkait penerapan paket sanksi baru untuk Rusia. Wina menyebut masih akan melakukan pengujian terhadap aspek hukum dalam sanksi tersebut.
"Kami tidak menolak paket sanksi ke-12 UE kepada Rusia. Namun, kami harus melakukan pengujian lebih lanjut terkait aspek-aspek hukum di dalamnya," terang diplomat Austria, dikutip Politico.
"Kami berharap bahwa keputusan ini tidak akan memperlambat sanksi tersebut terlalu lama. Negosiasi berjalan dengan lancar. Kami percaya bahwa kami akan mengumumkannya pekan ini," sambungnya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.