Disebut Diktator, Hungaria Protes kepada AS
Tidak terima sebut demokrasi Hungaria tidak berjalan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Hungaria memanggil Duta Besar (Dubes) Amerika Serikat (AS) David Pressman pada Selasa (12/3/2024), terkait pernyataan Presiden Joe Biden. Biden menyebut Perdana Menteri Viktor Orban menginginkan Hungaria menjadi negara otoriter.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan Hungaria-AS terus merenggang terkait pernyataan Orban yang cenderung pro-Rusia di tengah perang di Ukraina. Bahkan, Hungaria tidak menggubris anjuran Uni Eropa (UE) dan melanjutkan pembelian gas alam dari Rusia.
Baca Juga: PM Hungaria: Trump Akan Setop Danai Ukraina jika Jadi Presiden AS
1. Szijjarto sebut rakyat Hungaria ingin Orban memimpin
Menteri Luar Negeri (Menlu) Hungaria Peter Szijjarto menampik pernyataan Biden kepada Orban yang menyebut demokrasi di Hungaria tidak berjalan.
"Setelah adanya kebohongan yang dikatakan terhadap PM Hungaria, kami memutuskan untuk memanggil Dubes AS ke Kantor Kemlu. Sampai saat ini kami belum mendapatkan jawaban yang berarti," terangnya, dikutip Daily News Hungary.
Szijjarto menekankan bahwa perdana menteri dan pemerintahan memimpin Hungaria dengan sebuah mandat yang didapat langsung oleh rakyat.
"Kami memenangkan empat kali pemilu secara berturut-turut, ini berarti rakyat memilih kita untuk mengatur pemerintahan dan kami sekarang mengeksekusinya serta menjalankan tugas itu. Ini adalah hinaan yang serius dan perbedaan ini menjadi beban masalah di antara kita," tambahnya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.