TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Estonia Gagalkan Serangan Hybrid Rusia, 10 Orang Ditangkap

Buar relasi Estonia-Rusia makin panas

Polisi Estonia (facebook.com/politseijapiirivalveamet)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas, mengungkapkan bahwa Badan Keamanan Internal (ISS) berhasil menggagalkan serangan hybrid yang diduga dari Rusia, pada Selasa (20/2/2024). Ia menyebut ini adalah upaya Moskow untuk menyebarkan ketakutan di Estonia. 

Beberapa hari terakhir, relasi Rusia-Estonia terus menegang di tengah masuknya Kallas dan sejumlah pejabat dalam daftar buronan Moskow. Kallas pun menekankan tak takut atas keputusan itu dan menyebut tidak ada konsekuensi langsung atas langkah Rusia tersebut. 

Baca Juga: Rusia Tuduh Ukraina Beri Racun Pemimpin di Luhanks dan Kherson

1. Kallas sebut Rusia berniat ciptakan ketakutan di Estonia

Kallas menekankan, ISS berhasil mengungkap kasus operasi hybrid Rusia untuk merusak properti dan monumen penting di Estonia. Bahkan, terdapat upaya serangan kepada mobil Menteri Dalam Negeri Lauri Laanemets dan editor kepala Delfi Andrei Sumakov.

"Kami tahu bahwa Kremlin berusaha menargetkan semua masyarakat demokratik di negara kami. Jawaban kami: buka semuanya dan ungkapkan semua metode yang hendak mereka terapkan di Estonia," tutur Kallas. 

Dilaporkan Politico, Jaksa Agung Estonia Triinu Olev mengatakan operasi ini berhasil menangkap 10 orang, yang merupakan warga negara Rusia dan Estonia, serta terdapat orang dengan kewarganegaraan ganda Rusia-Estonia. 

Mendengar kabar ini, Kementerian Luar Negeri Estonia mengumumkan akan memanggil diplomat Rusia untuk memberikan penjelasn soal serangan ini. 

2. ISS sebut pelaku pernah terlibat kasus kriminal di Estonia

Militer Estonia (twitter.com/kaitsemin)

Kepala ISS Margo Palloson menekankan bahwa operasi Rusia ini ditujukan untuk menyebarkan ketakutan dan kekhawatiran di dalam masyarakat Estonia. Namun, ia meyakinkan bahwa Rusia gagal melakukannya. 

"Ini adalah perluasan tren bahwa agen khusus Rusia dan China yang mendekati masyarakat Estonia melalui media sosial. Disetujui pula bahwa mereka merencanakan serangan di beberapa tempat. Bayaran yang mereka dapatkan tidak besar dan sama sekali tidak sebanding dengan risikonya," terangnya, dilansir ERR.

"Kami berpesan kepada semua orang yang ingin melawan Estonia: cepat atau lambat kami akan menangkap orang yang hendak mengancam keamanan Estonia. Rusia sama sekali tidak peduli dengan nasib pelaku, mereka hanya digunkan sebagai alat dan konsekuensinya ditanggung pelaku," sambungnya. 

Palloson mengungkapkan bahwa pelaku sudah pernah terlibat kasus kriminal di Estonia dan sudah pernah ditangkap pada Desember hingga Februari. Bahkan, kasus terbaru dilakukannya pada pekan lalu. 

Baca Juga: PM Estonia Tidak Takut Dijadikan Buronan di Rusia

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya