TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kuba Marah AS Larang Pembangunan Kabel Internet Bawah Laut

Bagi AS, kabel itu mengancam keamanan nasional

ilustrasi bendera Kuba (pexels.com/@matthias-oben)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez, pada Kamis (1/12/2022), mengecam Amerika Serikat (AS) karena melarang pembangunan jaringan kabel bawah laut ke teritorinya, yang ditujukan sebagai peningkatkan koneksi internet. 

Ketegangan kedua negara cenderung meredam setelah Kuba bersedia menerima tawaran bantuan dampak badai Ian dari AS.

Namun, Presiden Kuba, Miguel Diaz-Canel ketika bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin, tetap mengecam sanksi AS yang dijatuhkan ke Rusia. 

Baca Juga: Akrab dengan Putin, Presiden Kuba Kecam Sanksi AS ke Rusia

1. Kuba kritisi ketidakkonsistenan AS terkait proyek tersebut

Rodriguez mengritik Washington yang melarang koneksi kabel telekomunikasi dari Kuba ke AS. Ia menyebut ini akan berdampak buruk bagi warga Kuba. 

"Menyatakan Kuba sebagai negara pendukung terorisme adalah hal yang tidak masuk akal dan tidak jujur. Ini memang ditujukan untuk memberikan dampak buruk kepada warga Kuba. Ini sesuai rekomendasi Federal Komisi Komunikasi AS melarang lisensi kabel yang dibutuhkan Kuba," tulisnya dalam akun Twitter-nya, dikutip DW.

Wakil Menteri Luar Negeri Kuba, Carlos Fernandez de Cossio, juga mengecam AS. Ia mengatakan bahwa Washington yang mempromosikan penggunaan internet di Kuba tapi tidak bersedia menyetujui kabel bawah laut. 

"Ini adalah cara pemerintah AS berpura-pura mengikuti komitmen mempromosikan penggunaan internet di Kuba. Inikah yang mereka pedulikan untuk mensejahterakan masyarakat Kuba?" tulisnya.

2. AS sebut kabel membahayakan keamanan nasional

AS menyebut kabel itu berisiko bagi keamanan nasional dan tidak boleh dilanjutkan. 

AS dalam beberapa tahun terakhir mengidentifikasi kabel bawah laut dari Kuba diduga melibatkan China. Padahal kabel itu disebut akan menghubungkan 14 negara, mulai dari AS menuju ke Karibia, hingga Amerika Selatan. 

Dilansir Reuters, sistem kabel yang dinamai ARCOS-1 itu rencananya akan melebarkan layanannya dan melintasi stasiun di Cojimar, Kuba. Sistem kabel itu disebut akan membuka akses komunikasi dari Kuba ke AS dan seluruh dunia. 

Baca Juga: Kuba Duga Pesawat Pertaniannya Dicuri Usai Mendarat di AS 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya