TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Presiden Kolombia Sebut Ada Kudeta Antidemokrasi di Venezuela

Desak Maduro adakan pilpres yang adil dan bebas

Presiden Kolombia, Gustavo Petro. (twitter.com/petrogustavo)

Jakarta, IDN Times - Presiden Kolombia Gustavo Petro menyebut telah terjadi kudeta antidemokrasi di Venezuela, usai larangan kandidat oposisi Maria Corina Machado dan Corina Yoris maju dalam pilpres oleh otoritas setempat. 

Setelah terpilih pada 2022, Petro berhasil memperbaiki hubungan dengan Venezuela di bawah kepemimpinan Presiden Nicolas Maduro. Belakangan, Petro kerap melontarkan kritik kepada pemerintahan Maduro yang dianggap tidak demokratik dengan melarang kandidat oposisi maju di pilpres. 

Baca Juga: Brasil-Kolombia Kritisi Sikap Maduro soal Pilpres Venezuela

1. Petro tekankan pentingnya mempertahankan demokrasi

Petro mengungkapkan bahwa diskualifikasi Maria Corina Machado adalah bentuk mempersulit dan menghalangi pencalonan dari kandidat oposisi yang sudah beberapa kali terjadi. 

"Hak untuk memilih dimiliki oleh seluruh rakyat bukan hanya seorang individu. Ini berasal dari rakyat bahwa terdapat bukti nyata adanya peristiwa di Venezuela yang dialami oleh Maria Machado dan sebelumnya. Mereka telah dilarang berpartisipasi dalam kampanye politik oleh otoritas setempat," terang Petro pada Selasa (2/4/2024), dikutip EFE.

Ia pun menekankan bahwa demokrasi penting untuk dipertahankan untuk menjaga hak-hak yang dimiliki oleh rakyat. Petro juga menyerukan agar hak-hak dan jaminan politik harus diberikan tanpa memandang ideologi negara-negara di Amerika Latin. 

"Apa yang menjadi latar belakangnya adalah mempertahankan hak politik untuk memilih, dipilih, berpartisipasi dengan kesetaraan. Ini bukan mengenai hak politik seseorang saja, tapi kepada semuanya dan ini hak dasar yang dimiliki rakyat," sambungnya. 

Baca Juga: Kolombia Tangguhkan Pembelian Senjata dari Israel 

2. Machado minta bantuan Norwegia dalam menyelesaikan masalah di Venezuela

Kandidat Presiden Venezuela, Maria Corina Machado. (twitter.com/MariaCorinaYA)

Pemimpin oposisi Maria Machado pada Senin, meminta Norwegia untuk kembali memediasi dengan rezim Maduro. Ia pun mendesak agar Presiden Nicolas Maduro bersedia mengikuti aturan dalam Perjanjian Barbados. 

"Ini adalah kewenangan dari fasilitator untuk memproses dialog dan negosiasi antar aktor politik di Venezuela. Kami berharap seluruh perangkat diplomatik bersedia untuk kembali mengadakan ini, sehingga semua pihak dapat mengikuti aturan dalam Perjanjian Barbados yang ditandatangani kedua pihak," ujarnya, dikutip Infobae.

Pada Oktober lalu, Machado berhasil menang telak dalam pra-pilpres yang diadakan oleh sejumlah partai oposisi. Setelah itu, rezim Maduro tidak lagi mengikuti kesepakatan kedua pihak dan mendiskualifikasi Machado karena alasan yang tidak jelas. 

Sebelumnya, Machado juga mengungkapkan sejumlah pelanggaran terbuka rezim Maduro terhadap Perjanjian Barbados, seperti penangkapan paksa delapan anggota tim suskes oposisi dalam pilpres mendatang. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya