TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rusia Merasa Diadu Domba dengan Armenia oleh Inggris

Armenia terus mendekati negara-negara Barat

ilustrasi bendera Rusia (unsplash.com/@hrustall)

Jakarta, IDN Times - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia, pada Senin (11/3/2024), mengungkapkan bahwa Inggris dan negara Barat ingin menjauhkan negaranya dengan Armenia. Padahal, Armenia dikenal sebagai salah satu negara sekutu terdekat Rusia di kawasan Kaukasus Selatan. 

Pekan lalu, Armenia sudah melayangkan permintaan resmi penarikan pasukan penjaga perbatasan Rusia yang sudah ditempatkan di negaranya sejak 1992. Yerevan mengklaim bahwa pasukan Armenia sendiri yang seharusnya menjaga perbatasan negara. 

1. Rusia tolak pernyataan dari Heappey

Kemlu Rusia menuding terdapat upaya Inggris dan Barat untuk membuat negara di Kaukasus Selatan melawan Moskow. Komentar ini menanggapi pernyataan Menteri Militer Inggris James Heappey usai pembekuan Armenia dalam CSTO. 

"Kami tidak terkejut dengan fakta bahwa London tidak lagi bersembunyi untuk menyebarkan sikap anti-Rusia melalui langkah yang diambil di seluruh negara pecahan Uni Soviet, termsuk Kaukasus Selatan," terangnya, dikutip RFE/RL.

"Pernyataan Heappey menunjukkan terdapat konfirmasi langung bahwa Barat berusaha membuat Armenia berbelok arah dan kebijakannya di kawasan ini dalam melawan Moskow," sambungnya. 

Baca Juga: Moldova Protes Pendirian TPS Pilpres Rusia di Transnistria

2. Rusia kritik misi perdamaian Prancis di Kaukasus Selatan

Tentara Prancis yang ditugaskan sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB. (twitter.com/SebLecornu)

Juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, mengkritik kegagalan Prancis atas kebijakannya di Afrika dengan terkait pengiriman misi perdamaian di Kaukasus Selatan dalam beberapa tahun terakhir. 

"Meningkatnya aktivitas Prancis di kawasan Kaukasus Selatan sepertinya adalah bentuk kompensasi terhadap kegagalan kebijakan luar negerinya di Benua Afrika," ungkapnya, dikutip News AM

"Kami paham bahwa ini tidak ada hubungannya dengan menjaga perdamaian. Ini adalah negara kami yang berasumsi dan diberi mandat dalam menjaga perdamaian di Nagorno-Karabakh. Sekarang masa-masa sulit sudah berlalu, kami berharap Prancis dan anggota NATO lainnya tidak menyulut api lagi," sambungnya. 

Belakangan ini, hubungan Prancis-Armenia terus meningkat di tengah kekecewaan Yerevan atas keengganan Moskow mengirimkan pasukan CSTO mengadang gempuran Azerbaijan. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya