TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Uni Eropa Pecah soal Sanksi Pemukim Yahudi Ilegal di Tepi Barat

Hungaria dan Ceko menolak proposal Uni Eropa

ilustrasi bendera Hungaria (pixabay.com/rgy23)

Jakarta, IDN Times - Hungaria dan Republik Ceko, pada Rabu (7/2/2024), menolak sanksi Uni Eropa (UE) kepada warga Israel yang tinggal di Tepi Barat. Padahal, kebijakan ini bertujuan menghukum terduga pelaku kekerasan di wilayah Palestina yang diduduki Israel.

Amerika Serikat (AS) dan Inggris Raya sudah menjatuhkan sanksi terhadap warga Israel asal Tepi Barat yang menimbulkan kerusuhan. Selain itu, Kanada juga berencana menerapkan sanksi yang sama untuk menjaga perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. 

1. Szijjarto sebut bukan saatnya memberi sanksi ke Israel

Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto. (facebook.com/szijjarto.peter.official)

Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto. menekankan bahwa sanksi kepada pemukim Yahudi di Tepi Barat hanya akan meningkatkan tensi di kawasan Timur Tengah, serta memperpanjang operasi militer Israel. 

"Ini jelas bukan waktunya untuk UE menjatuhkan sanksi kepada warga Israel di Tepi Barat, seperti yang diinginkan beberapa negara. Ini hanya akan memperpanjang operasi anti-teroris dan menciptakan tensi baru," terangnya, dikutip La Prensa Latina.

Ia menambahkan, terdapat peningkatan pandangan anti-Israel di seluruh Eropa dalam beberapa bulan terakhir. Ia menyebut jumlah protes dan kriminalitas yang didasari antisemitisme terus meningkat. 

"Pemerintah Eropa Barat sekarang mendorong agar sejumlah warga Israel yang dijuluki sebagai pemukiman ilegal, masuk dalam sanksi UE. Kami percaya bahwa ini bukan waktunya untuk itu," tambahnya. 

Baca Juga: Saudi: Gencatan Senjata Tak Cukup untuk Normalisasi dengan Israel

2. Republik Ceko tolak sanksi kepada Israel

Selain Hungaria, Republik Ceko juga menyatakan penolakan terhadap sanksi UE kepada pemukim ilegal Yahudi di Tepi Barat. Perdana Menteri Ceko Petr Fiala mengungkapkan bahwa Hamas merupakan agresor. 

"Kita seharusnya tidak pernah lupa siapa yang menjadi agresor dan siapa yang menjadi korban dalam konflik kali ini," ungkap Fiala, dikutip BNE Intellinews.

Sebelumnya, Fiala juga menjadi sosok yang mendukung penuh pemindahan ibu kota Israel dari Tel-Aviv ke Yerusalem. Bahkan, Republik Ceko sudah menerima Yerusalem sebagai ibu kota resmi Israel. 

Keputusan Republik Ceko ini merusak solidaritas negara-negara UE yang menolak klaim sepihak Israel untuk menguasai seluruh kota suci tersebut setelah memenangkan Perang Arab-Israel pada 1967. 

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya