TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Zelenskyy ke Mahasiswa Chile: Rusia Lebih Jahat daripada Teroris

Ukraina serukan agar negara Latin jatuhkan sanksi ke Rusia

Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy (instagram.com/zelenskiy_official)

Jakarta, IDN Times - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Rabu (17/8/2022) meminta agar negara-negara di Amerika Latin menjatuhkan sanksi kepada Rusia.

Presiden berusia 44 tahun itu juga menyebut bahwa Rusia berusaha menjauhkan hubungan Ukraina dengan negara Amerika Latin. 

Pada bulan lalu, Presiden Guatemala, Alejandro Giammattei, telah bertemu dengan Zelenskyy di Kiev. Presiden yang menyandang gelar dokter itu diketahui sebagai pemimpin Amerika Latin pertama yang berkunjung ke Ukraina setelah perang dengan Rusia pecah.

Baca Juga: Estonia Ogah Terima Warga Ukraina yang Kabur dari Rusia, Kenapa?

1. Rusia berupaya menjauhkan Amerika Latin dengan Ukraina

Seruan Zelenskyy disampaikan dalam forum virtual yang diselenggarakan Pontificia Universidad Católica de Chile pada Rabu. Pada acara tersebut, Zelenskyy berbicara langsung di depan dosen dan mahasiswa di Chile. 

"Apa yang penting bagi kami adalah negara Amerika Latin, terutama Republik Chile tahu kebenarannya dan menyebarkan kebenaran dengan lainnya. Saya ingin mereka bergabung kebijakan yang diberlakukan Amerika Serikat agar sanksi berjalan lebih efektif," tutur Zelenskyy, dikutip Mercopress.

Kemudian, Zelenskyy berharap negara-negara Amerika Latin tidak lagi berhubungan dengan Rusia.

"Akhiri hubungan komersial dengan Rusia atau tahan kedatangan turis Rusia ke teritori Amerika Latin. Sehingga warga Rusia paham akan harga mahal atas tindakannya. Saya percaya bahwa kami tidak memiliki komunikasi yang cukup antar pemimpin dan hubungan bilateral dan saya pikir ini harus dibenarkan," kata dia. 

"Anda harus paham bahwa Rusia terus berupaya untuk menahan kontak kami dengan negara-negara Amerika Latin dan Afrika karena Rusia punya pengaruhnya," tambah Zelenskyy. 

2. Zelenskyy tegaskan Rusia lebih kejam dibanding teroris

Zelenskyy menambahkan bahwa Ukraina sudah mengupayakan negosiasi selama bertahun-tahun, karena tahu Rusia dapat menyerangnya kapanpun. Namun, Rusia memilih jalan menghancurkan negara tetangga dan warganya. 

"Bagi saya Rusia lebih buruk dari teroris. Ketika teroris menangkap sesuatu, mereka ingin sesuatu sebagai imbalannya. Namun, orang-orang ini tidak seperti itu. Mereka teroris yang amat rakus. Mereka menangkap warga sipil, anak-anak, menyiksanya dan memberikan ultimatum apa yang harus dilakukan dan mereka tidak akan pernah pergi. Ini membuktikan Rusia tidak ingin menghentikan perang," papar Zelenskyy. 

"Mereka datang ke tanah kami, memulai perang untuk menghancurkan kami. Tidak ada mediator yang cocok bagi mereka selama mereka hanya ingin satu hal, yakni dominasi di negara kami. Pemusnahan total kepada warga Ukraina, sehingga tidak ada orang lagi yang menginginkan kemerdekaan," sambungnya, dilansir dari Ukrinform.

Zelenskyy menegaskan, Rusia tidak ingin melihat Ukraina sebagai anggota Uni Eropa dan sebagai negara demokratik yang merdeka.

Baca Juga: Putin: AS Manfaatkan Perang Rusia-Ukraina untuk Pertahankan Hegemoni

Verified Writer

Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya