TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Vietnam Berkomitmen Tindak Tegas Perdagangan Satwa Liar Ilegal

Terdapat banyak pasar hewan liar ilegal di negara tersebut 

gambar hewan liar di dalam kurungan. Vietnam kini umumkan akan mulai tindak tegas segala kasus perdagangan satwa liar. Twitter.com/VNGovtPortal

Hanoi, IDN Times - Lama diketahui menjadi salah satu konsumen terbesar produk satwa liar di Asia, Vietnam akhirnya mengambil tindakan tegas terkait semua impor spesies hewan liar baik dalam kondisi hidup atau mati, dan bersumpah untuk menghilangkan serta menangguhkan seluruh pasar ilegal yang ada di dalam negeri.

Arahan tersebut diberikan langsung oleh Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc, sebagai upaya untuk mengurangi risiko pandemi di masa depan seperti COVID-19, yang sebelumnya diduga kuat memiliki kaitan dengan pasar satwa liar di kota Wuhan, Tiongkok. 

1. Hewan yang terancam punah kerap kali masuk dalam daftar perdagangan

Ilustrasi trenggiling. Hewan yang paling banyak menjadi korban perdagangan satwa liar ilegal. Twitter.com/PangolinSG

Dilansir dari Reuters, melalui sebuah laporan yang dirilis oleh pemerintah Vietnam pada Kamis lalu (23/07), arahan seputar tindak tegas perdagangan satwa liar tersebut mencakup diantaranya: larangan impor, menjual produk, memburu secara ilegal, dan membuka pasar satwa liar ataupun menjualnya secara online.

Vietnam diketahui selama ini merupakan tujuan penting di kawasan Asia untuk perdagangan satwa ilegal. Dilaporkan terdapat banyak pasar satwa liar dan juga jual-beli hewan secara online yang berkembang pesat di sana yang kerap dibagikan melalui unggahan di sosial media yakni Facebook dan Youtube.

Diantara satwa liar yang diperdagangkan, bagian-bagian tubuh hewan seperti harimau, gading gajah, tanduk badak, sisik trenggiling, hingga cula badak, seringkali masuk dalam daftar paling sering diselundupkan yang kabarnya digunakan sebagai bahan untuk menciptakan ramuan obat tradisional.

Terkadang pula, hewan-hewan yang dilindungi itu juga ada yang dibeli untuk dijadikan peliharaan. Dikutip dari The Guardian, para konservasionis pun sebelumnya pernah menyoroti hal ini dengan tajam dan mengajukan keprihatinan serius terhadap sebuah peternakan hewan komersial yang telah dengan sangat tidak baik menempatkan spesies seperti ular, beruang maupun harimau ke dalam sebuah kandang kecil.

2. Berbagai kelompok konservasi sambut gembira pengumuman dari pemerintah

gambar hewan liar di dalam kurungan. Vietnam kini umumkan akan mulai tindak tegas segala kasus perdagangan satwa liar. Twitter.com/VNGovtPortal

Komitmen tegas pemerintah Vietnam terkait dengan nasib satwa liar tentunya mendapatkan sambutan gembira dan dukungan penuh dari para aktivis dan kelompok-kelompok konservasi. Organisasi anti perdagangan satwa liar dan manusia, Freeland, bahkan memuji langkah tersebut sebagai langkah yang paling ketat dari suatu negara untuk mengendalikan perdagangan satwa liar sejak masa pandemi dimulai.

"Vietnam patut diberikan ucapan selamat karena telah mengakui bahwa COVID-19 dan pandemi lainnya memiliki kaitan dengan perdagangan satwa liar," kata Steven Glaster, ketua organisasi Freeland. "Perdagangan semacam ini memang harus dilarang sebagai upaya internasional dan keamanan kesehatan global,” lanjutnya, dikutip dari AFP News.

Sebelumnya, kelompok konservasi telah seringkali mengkritik tajam kasus illegal satwa liar yang sangat berkembang di Vietnam dan menuduh pihak berwenang telah menutup mata terhadap maraknya perdagangan spesies langka di sana.

Pada bulan Februari lalu, 14 organisasi konservasi di Vietnam bahkan telah mengirim surat bersama yang memperingatkan pemerintah bahwa “virus baru akan terus berpindah dari satwa liar ke manusia, jika perdagangan satwa liar ilegal dan konsumsinya masih terus berlanjut."

Baca Juga: Ada 2 Kasus Baru COVID-19 di Vietnam, V.League Dihentikan!

Verified Writer

Calledasia Lakawa

Broken crayons still color

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya