Bela Hak Perempuan, Aktivis Pendidikan Afghanistan Ditangkap Taliban
Wesa memberikan layanan pendidikan di desa terpencil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Di tengah seruan internasional yang mendesak Taliban untuk mengizinkan para perempuan bersekolah, pemerintah Afghanistan malah dilaporkan menahan aktivis pendidikan terkemuka.pemerintah Afghanistan malah dilaporkan menahan aktivis pendidikan terkemuka.
Matiullah Wesa, berasal dari selatan Kandahar, telah lama mengadvokasi pendidikan bagi anak perempuan di Afghanistan. Lewat organisasinya, Pen Path, ia kerap melakukan perjalanan melintasi daerah-daerah terpencil di Afghanistan dengan sekolah keliling dan perpustakaan.
Adapun Misi Bantuan PBB di Afghanistan (UNAMA), pada Selasa (28/3/2023), telah meminta Taliban untuk mengklarifikasi alasan penahanan pria berusia 30 tahun tersebut.
“UNAMA meminta otoritas de facto untuk mengklarifikasi keberadaannya, alasan penangkapannya dan untuk memastikan aksesnya ke perwakilan hukum dan kontak dengan keluarga,” tulis UNAMA dalam sebuah pernyataan.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahed, mengatakan bahwa Wesa ditahan karena kegiatan mementingkan diri sendiri dan motivasi anti pembangunan, mengutip dari ABC News.
Sebelumnya, sejumlah aktivis lain juga pernah ditangkap oleh Taliban akibat mengkampanyekan pendidikan perempuan. Pada Februari lalu, Ismail Mashal ditangkap di Kabul pada saat dirinya sedang membagikan buku gratis. Dia kemudian dibebaskan pada 5 Maret.
Baca Juga: Pengungsi Afghanistan Tusuk Mati 2 Wanita di Pusat Syiah Portugal
1. Taliban gerebek rumah Wesa dan hina keluarganya
Pasukan Taliban menangkap Wesa setelah dia kembali dari Eropa. Melansir BBC, Taliban juga sempat menggerebek rumah pria tersebut dan menyita sejumlah barang.
"Taliban datang dengan dua kendaraan. Dia diborgol dan dimasukkan ke dalam mobil," kata seseorang yang dekat dengan keluarga itu
"Hari ini pukul 10 pagi, Taliban pergi ke rumahnya dan menggerebeknya. Mereka menjungkirbalikkannya, mengancam keluarganya untuk tidak berbicara, menyita telepon, dokumen, dan komputer. Saudara laki-laki Matiullah ditahan sebentar dan kemudian dibebaskan dengan peringatan," tambahnya.
Salah satu saudara laki-laki Wesa, Attaullah Wesa, mengatakan bahwa Taliban juga menghina anak-anak mereka, ibu, dan seluruh keluarganya serta mengambil mengambil ponsel mereka. Setelah kejadian tersebut, ia kini bersembunyi bersama keluarganya, dilansir CNN.
"Kami adalah orang-orang Pen. Kami telah mengerjakan kegiatan ini selama 15 tahun dan tetap saja, kami tidak mundur bahkan jika mereka membunuh kami. Kami menginginkan masa depan bangsa Afghanistan yang dilengkapi dengan pendidikan, bangsa ini memiliki hak atas kami," tegasnya.
Baca Juga: PBB: Afghanistan Negara Paling Represif di Dunia bagi Perempuan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.