TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kedutaan Qatar Diserang saat Situasi Ibu Kota Sudan Memanas

Tidak ada staf dan diplomat yang terluka

ilustrasi orang bersenjata (unsplash.com/Randy Fath)

Jakarta, IDN Times - Serangan udara mengguncang Ibu Kota Sudan, Khartoum pada Sabtu (20/5/2023). Sejumlah pasukan bersenjata dilaporkan turut menyerang dan menggeledah kantor kedutaan Qatar.

"Negara Qatar mengutuk keras angkatan bersenjata tidak teratur yang menyerbu dan merusak gedung kedutaannya di Khartoum," kata kementerian luar negeri Qatar. "Staf kedutaan sebelumnya telah dievakuasi dan ... tidak ada diplomat atau staf kedutaan yang terluka," tambahnya.

Kementerian juga menyerukan kepada pihak yang bertikai untuk menghentikan segera pertempuran di Sudan dan membebaskan warga sipil dari konsekuensi pertempuran.

Melansir Dawn, penduduk Khartoum mengatakan bahwa pertempuran sengit berkecamuk meskipun internasional telah berulang kali menyerukan gencatan senjata. Daerah di sekitar gedung televisi pemerintah di kota kembar Khartoum, Omdurman, menjadi salah satu tempat yang dibombardir.

Baca Juga: Dubes Sudan Ungkap Kondisi Terkini Negaranya: RSF Sudah Menyerah

Baca Juga: Gencatan Senjata Gak Ngaruh, Pertempuran di Sudan Berlanjut  

1. RSF dituding sebagai pelaku serangan

Mengutip DW, Qatar tidak menyalahkan kelompok mana pun atas serangan itu. Namun, otoritas propanglima militer Abdel Fattah al-Burhan, menuding serangan tersebut dilakukan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) paramiliter di bawah pimpinan Mohamed Hamdan Daglo.

Sebelumnya, kedutaan Besar Yordania, Arab Saudi, dan Turki juga diserang dalam beberapa pekan terakhir.

Serangan Sabtu itu terjadi sehari setelah KTT Liga Arab diselenggarakan di Arab Saudi. Di KTT tersebut, para pemimpin kembali mendesak jenderal-jenderal Sudan yang berseteru untuk menghentikan pertempuran.

Menteri Luar Negeri Saudi Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan, pada Jumat (19/5/2023), pertemuan itu berfokus untuk mencapai gencatan senjata yang memungkinkan warga sipil Sudan bisa menarik napas.

Baca Juga: PBB: Lebih dari 1 Juta Orang Mengungsi akibat Perang di Sudan

2. Kekerasan menyebar ke sejumlah wilayah

Meskipun pertempuran utama terjadi di Khartoum, kekerasan juga menyebar ke wilayah barat Darfur yang dilanda perang dimana tempat RSF berakar. Di ibu kota Darfur Selatan, Nyala, pertempuran sejak Kamis telah menewaskan 22 orang yang memaksa warga sipil mengungsi ke daerah yang lebih aman.

Pada Jumat, Kepala bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Martin Griffith mengatakan dia telah mengalokasikan dana darurat sebesar 22 juta dolar AS (sekitar Rp328 triliun), untuk membantu warga Sudan melarikan diri dari konflik. Dana tersebut akan membantu upaya bantuan di Chad, Republik Afrika Tengah, Mesir dan Sudan Selatan di mana banyak orang Sudan mencari perlindungan.

Amerika Serikat juga menjanjikan bantuan dana senilai 103 juta dolar AS (sekitar Rp1 triliun) untuk Sudan dan juga negara-negara tetangga yang menampung para pengungsi.

Verified Writer

Fatimah

null

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya