TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Palestina Minta PBB Selidiki Kuburan Massal di RS Gaza

Palestina tuduh mayat adalah korban kekerasan Israel

protes solidaritas terhadap Palestina (unsplash.com/Iason Raissis)

Jakarta, IDN Times - Tim pertahanan sipil Palestina meminta PBB untuk melakukan penyelidikan independen terkait penemuan ratusan mayat dari kuburan massal di sebuah rumah sakit di Gaza.

“Ada beberapa kasus di mana beberapa pasien dieksekusi saat menjalani operasi dan mengenakan pakaian bedah di Kompleks Medis Nasser,” kata pasukan pertahanan sipil dalam konferensi pers pada Kamis (25/4/2024), dikutip dari Reuters.

Hampir 400 mayat ditemukan di kuburan massal di rumah sakit Nasser, fasilitas medis utama di Gaza tengah, setelah pasukan Israel meninggalkan kompleks tersebut. Sejumlah mayat juga dilaporkan ditemukan di rumah sakit Al Shifa di Gaza utara, yang menjadi sasaran operasi militer Israel.

1. Sekitar 20 mayat diduga dikubur hidup-hidup

Berdasarkan hasil penyelidikan yang dipimpin oleh tim pertahanan sipil Palestina, sedikitnya 20 dari mayat yang ditemukan di sekitar Rumah Sakit Nasser di Khan Younis dikubur hidup-hidup.

"Para korban tersebut menerima perawatan di Rumah Sakit Nasser. Mayoritas jenazah telah membusuk sebagian atau seluruhnya,” kata Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Rafah.

Penyidik ​​mengungkapkan bahwa masih ada jenazah yang belum ditemukan.

Menurut Abu Azzoum, ada beberapa keluarga yang belum mengetahui nasib kerabat mereka yang dibawa dari Rumah Sakit Nasser dan dari wilayah lainnya di Khan Younis oleh pasukan Israel.

“Kenyataan di lapangan adalah seluruh Jalur Gaza telah berubah menjadi kuburan, apalagi masih ada ratusan orang yang tertimbun reruntuhan,” ujarnya.

Baca Juga: 392 Jenazah Ditemukan di Kuburan Massal di Gaza

2. Sejumlah pihak serukan penyelidikan independen sesegera mungkin

Ketua hak asasi manusia PBB, Volker Turk, pada Selasa (23/4/2024) mengatakan bahwa dia ngeri dengan kehancuran yang terjadi di rumah sakit Nasser dan Al Shifa serta laporan tentang penemuan kuburan massal di lokasi tersebut.

Prancis juga menyebut laporan itu sangat mengkhawatirkan dan menyerukan agar dilakukannya penyelidikan independen.

“Ini adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Kasus ini memerlukan penyelidikan independen. Dan lebih cepat lebih baik," ujar pengacara internasional Geoffrey Robertson kepada Al Jazeera.

Ia mengatakan bahwa penting bagi penyelidik independen untuk melihat bukti tersebut secara langsung, namun Israel tidak mungkin membiarkan hal itu terjadi. 

“Saya pikir ini adalah titik di mana Amerika harus mengambil tindakan. Mereka mempunyai sejumlah jaksa dan ahli terkemuka. Saya yakin hal ini dapat menyatukan sebuah tim, dan hal ini harus dilakukan karena hal ini telah menimbulkan kemarahan di komunitas internasional," ujar Robertson. 

Verified Writer

Fatimah

Long life learner

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya