TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mantan Presiden Sierra Leone Didakwa Berperan dalam Upaya Kudeta

Sierra Leone mengalami upaya kudeta pada tahun lalu

Ilustrasi bendera Sierra Leone. (Pixabay.com/OpenClipart-Vectors)

Jakarta, IDN Times - Mantan Presiden Sierra Leone Ernest Bai Koroma, yang dituduh berperan dapam upaya kudeta pada 26 November tahun lalu telah didakwa melakukan pengkhianatan dan pelanggaran lainnya pada Rabu (3/1/2024). Pemerintah mengatakan kudeta yang digagalkan itu sebagian besar dipimpin oleh pengawal Koroma.

Koroma menjadi presiden selama 11 tahun hingga 2018. Posisinya kemudian digantikan oleh Julius Maada Bio, yang kembali terpilih pada pemilu Juni tahun lalu, tapi hasil pemilihan itu ditentang oleh pihak oposisi.

Baca Juga: Sierra Leone Terapkan Jam Malam Usai Diserang Kelompok Bersenjata

1. Interogasi terhadap mantan presiden telah dilakukan pada bulan lalu

Dilansir Reuters, terkait tuduhan kudeta Koroma telah diinterogasi pada awal Desember, ia telah mengutuk serangan itu dalam sebuah pernyataan tak lama setelah kejadian itu terjadi. Tuduhan terhadap Koroma juga mencakup makar dan dua tuduhan menyembunyikan.

"Sebuah preseden berbahaya telah ditetapkan. Kami menyeret mantan kepala negara, yang terpilih secara demokratis, dengan tuduhan palsu berdasarkan balas dendam politik," kata pengacara Koroma, Joseph Kamara.

Pada Rabu malam, pengadilan memberikan jaminan kepada Koroma, yang saat ini ditahan di rumahnya di ibu kota. Kasus ini ditunda hingga 17 Januari.

Menurut hukum pidana Sierra Leone, seseorang yang dinyatakan bersalah melakukan pengkhianatan dapat menghadapi hukuman penjara seumur hidup.

2. Sebanyak 12 orang lainnya juga didakwa terkait kudeta

Ilustrasi palu pengadilan. (Unsplash.com/Tingey Injury Law Firm)

Dilansir BBC, sehari sebelumnya, 12 orang lainnya telah didakwa atas upaya kudeta tersebut, termasuk salah satu mantan pengawal Koroma. Putri Koroma, Dankay telah dimasukkan dalam daftar tersangka yang dicari polisi.

Upaya kudeta ini terjadi lima bulan setelah sengketa pemilihan presiden, ketika Bio terpilih kembali untuk periode jabatan kedua.

Hasil tersebut ditolak oleh partai Koroma, Kongres Seluruh Rakyat. Pengamat internasional juga mengkritik pemilu tersebut dan menyoroti kurangnya transparansi dalam penghitungan suara.

Dalam upaya kudeta pada November lalu, orang-orang bersenjata masuk ke gudang senjata militer dan beberapa penjara di ibu kota Freetown, yang kemudian membebaskan hampir 2 ribu narapidana dan menewaskan sekitar 20 orang.

Kudeta tersebut semakin meningkatkan ketegangan di Sierra Leone, yang masih dalam masa pemulihan dari perang saudara sepanjang 1991-2002 yang menewaskan lebih dari 50 ribu orang.

Baca Juga: Sierra Leone Hapus Hukuman Mati untuk Narapidana

Verified Writer

Ifan Wijaya

A

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya