TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

3 Serangan Drone Mematikan AS di Afghanistan Sepanjang Sejarah

Belasan hingga puluhan warga sipil menjadi korban

Pesawat nirawak tempur AS, MQ-9 Reaper. twitter.com/Seyed___Ali

Jakarta, IDN Times - Serangan presisi menggunakan pesawat nirawak atau drone canggih menjadi andalan militer Amerika Serikat sejak lama. Alutsista jenis ini biasa digunakan dalam operasi antiteror mereka.

Militer AS di Afghanistan juga sering mengandalkan armada pesawat nirawak tempur mereka dalam misi pengeboman presisi bahkan sekadar pengawasan. Meskipun diakui keakuratannya, serangan pesawat nirawak AS sering kali menyebabkan korban jiwa di kalangan warga sipil. 

Hal itu terbukti pada serangan  Minggu (29/08), ketika pesawat drone AS menghancurkan sebuah kendaraan di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Serangan itu menyebabkan 10 warga sipil termasuk enam anak-anak tewas, dikutip dari BBC.

Militer AS beragumen serangan itu merupakan "respons bertahan" karena adanya ancaman serius bom bunuh diri dari ISIS-K terhadap Bandara Kabul. Belum diketahui pasti apakah ada kesalahan informasi intelijen AS sebelum serangan diluncurkan.

Saat ini, Pentagon dilaporkan masih menyelidiki tragedi tersebut tetapi menurut hasil awal penyelidikan, ledakan susulan diyakini menjadi alasan mengapa terdapat warga sipil yang menjadi korban.

Berikut adalah beberapa informasi terkait serangan drone AS yang menewaskan banyak warga sipil dalam beberapa tahun terakhir. 

Baca Juga: [BREAKING] Ledakan Kabul Diduga Berasal dari Roket Drone AS

1. Serangan 2 Januari 2018 tewaskan 10 warga sipil

Drone MQ-9 Reaper dengan persenjataan misil dan bom presisi lengkap. twitter.com/TangoCharlie108

Perang antiteror yang digalakkan Amerika Serikat memang menargetkan banyak kelompok teroris. Islamic State of Khorasan Province (ISIS-K) atau yang diketahui sebagai ISIS cabang Afghanistan, termasuk ke dalam daftar kelompok teroris yang menjadi musuh bebuyutan AS.

Melansir Gandhara, militer AS melancarkan serangan drone terhadap lokasi pertahanan ISIS-K di Provinsi Jawzjan pada 2 Januari 2018. Pengeboman itu menyebabkan 10 warga sipil meninggal dunia yang terdiri atas lima perempuan dewasa, empat laki-laki, dan seorang anak. 

Berdasarkan konfirmasi Kepolisian Provinsi Jawzjan, 26 pejuang beserta komandan ISIS-K ikut dilaporkan tewas akibat serangan tersebut.  

Baca Juga: Balas Dendam Bom Kabul, Amerika Serang ISIS Pakai Drone!

2. Serangan 19 September 2019 menewaskan 30 warga sipil

Proses pemakaman warga sipil yang terbunuh pasca serangan udara drone AS di Provinsi Nangarhar. twitter.com/freelartltd

Gempuran pesawat nirawak AS masih dilanjutkan di Afghanistan dengan dalih yang sama, yakni ISIS-K. Washington sudah berkali-kali diperingatkan oleh Amnesti Internasional agar menghindari korban sipil. Namun terbukti, mereka masih kesulitan mengantisipasi korban jiwa dalam serangannya.

Pada 19 September 2019, sebanyak 30 petani kacang pinus di Provinsi Nangarhar tewas ketika pesawat drone tempur AS menggempur lokasi pertanian mereka setelah adanya laporan terdapat simpatisan ISIS-K di wilayah tersebut, dilansir Anadolu Agency

Tak hanya itu, 40 warga sipil lainnya juga menjadi korban luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sampai saat ini, pemerintah AS membenarkan serangan pesawat nirawak mereka di Provinsi Nangarhar, namun menolak mengakui adanya korban sipil dalam serangan itu.

Baca Juga: Sejumlah Anak Tewas Akibat Serangan Drone AS yang Sasar ISIS-K

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya