TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jerman Desak China agar Bujuk Rusia Hentikan Perang 

Jerman yakin China pasti didengar Rusia

Kanselir Jerman, Olaf Scholz dan Presiden China, Xi Jinping. (twitter.com/ Bundeskanzler Olaf Scholz)

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman, Olaf Scholz meminta Presiden China, Xi Jinping menekan Rusia untuk menghentikan perangnya di Ukraina. Scholz adalah pemimpin Eropa terbaru yang melakukan imbauan tersebut kepada China.

Namun, China belum menunjukkan tanda-tanda akan mengubah sikapnya. Selama ini, Beijing cenderung menyalahkan Eropa dan AS karena dianggap memperpanjang perang dengan memasok senjata ke Ukraina.

China juga menyerukan perundingan damai yang mempertimbangkan kekhawatiran Rusia dan Ukraina. Kedua negara disebut telah sepakat untuk mendukung konferensi perdamain Rusia-Ukraina di Swiss pada Juni mendatang. 

"China bukanlah pihak dalam krisis Ukraina tetapi terus mempromosikan pembicaraan untuk perdamaian dengan caranya sendiri," demikian pernyataan China usai pertemuan di Beijing, dikutip dari Associated Press pada Selasa (16/4/2024).

Baca Juga: Joe Biden dan Xi Jinping Ngobrol via Telepon, Bahas Apa?

1. Scholz: China bisa menekan Rusia akhiri konflik

Scholz baru saja menyelesaikan kunjungan tiga harinya ke China. Ia mengatakan kepada wartawan bahwa dirinya percaya sebuah fondasi telah diletakkan untuk upaya diplomatik mengakhiri perang di Ukraina. Ia juga menekankan bahwa China memiliki pengaruh yang besar terhadap Rusia.

"Saya meminta Presiden Xi untuk menekan Rusia agar Putin menghentikan kampanye militernya, menarik mundur pasukan, dan mengakhiri perang ini," tulis Scholz di media sosial X.

Meski China menyatakan tidak mengirimkan bantuan militer, namun Beijing disebut telah memberikan bantuan ekonomi kepada Moskow. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan perdagangan, sehingga membantu Rusia mengatasi sanksi ekonomi dari negara-negara Barat.

Laporan intelijen AS bahkan mengungkapkan bahwa Beijing telah meningkatkan penjualan peralatan kepada Moskow. Langkah ini dianggap sebagai dukungan tidak langsung China terhadap upaya perang Rusia di Ukraina.

2. Jerman dan China sama-sama tolak penggunaan senjata nuklir

Dalam pembicaraan tersebut, turut dibahas mengenai ekspor barang yang memiliki fungsi ganda atau dual-use dari China. Barang-barang ini dapat digunakan untuk tujuan sipil maupun militer. Scholz menegaskan bahwa harus ada larangan mutlak terhadap ekspor senjata dan masalah barang dual-use ini tidak boleh diabaikan.

Scholz juga menyatakan bahwa ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat ditoleransi. Pernyataan ini muncul setelah sebulan sebelumnya Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengancam akan menggunakan senjata nuklir jika kedaulatan negaranya terancam.

Menanggapi hal tersebut, China menyatakan bahwa kedua pemimpin sepakat untuk tetap berkomitmen pada Piagam PBB dan menentang penggunaan senjata nuklir. 

China menyampaikan dukungannya terhadap upaya penyelesaian krisis di Ukraina secara damai, termasuk dengan penyelenggaraan konferensi. Konferensi ini diharapkan dapat menjadi wadah diskusi yang adil bagi semua pihak untuk membahas rencana perdamaian.

Baca Juga: Jerman: Serangan Iran Bawa Kawasan Timur Tengah ke Tepi Jurang

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya