TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Perusahaan Rokok Ingin Gagalkan RUU Larangan Rokok Inggris

RUU terbaru Inggris akan jadi pukulan bagi pebisnis rokok

ilustrasi berbagai produk rokok. (pixabay.com/ignartonosbg)

Jakarta, IDN Times - Perusahaan rokok Inggris dilaporkan aktif melobi anggota parlemen untuk menggagalkan rancangan undang-undang (RUU) larangan tokok terbaru.

RUU tersebut akan melarang penjualan rokok bagi siapapun yang lahir setelah 2009. Jika disahkan, aturan ini akan menjadikan Inggris sebagai negara pertama di dunia yang menerapkan larangan merokok. 

Kepala Cancer Research UK, Michelle Mitchell, menyatakan bahwa perusahaan rokok berupaya keras melemahkan, menunda, bahkan membatalkan RUU tersebut. RUU tersebut akan dibahas pada Selasa mendatang. 

1. Perusahaan rokok berupaya melemahkan RUU

RUU yang diajukan pemerintah menyasar mereka yang berusia 15 tahun atau lebih muda pada tahun ini. Kelompok masyarakat ini akan dilarang total untuk membeli produk tembakau secara legal. Menurut Mitchell, RUU ini merupakan langkah yang penting untuk menghapus bahaya rokok dari masyarakat untuk selamanya.

Rokok sendiri merupakan penyebab nomor satu penyakit kanker di Inggris dan dunia. Namun, upaya pemerintah ini justru sedang dilemahkan oleh perusahaan-perusahaan rokok. Pihak yang kontra berusaha keras untuk setidaknya melonggarkan aturan tersebut. 

"Kami tahu perusahaan rokok bekerja keras untuk mengencerkan RUU tersebut," ungkap Mitchell.

Bukan hanya dari kalangan pebisnis rokok, kebijakan ini juga diprotes sesama pejabat konservatif Inggris. Salah satunya adalah mantan PM Inggris, Boris Johnson, yang menyebut ide RUU ini benar-benar gila. Ia juga menyorot fakta bahwa rencana ini datang dari partainya Winston Churchill yang dikenal sebagai pecinta cerutu. 

Baca Juga: Inggris Disebut Gelar Dialog Rahasia dengan RSF Sudan  

2. Taktik perusahaan rokok untuk menggagalkan RUU

Gedung Parlemen Inggris. (unsplash.com/Marcin Nowak)

Pebisnis rokok Inggris disebut melakukan berbagai taktik untuk menjegal RUU ini. Mereka tampak tidak setuju terhadap larangan total bagi anak-anak di bawah 15 tahun. Sebagai gantinya, mereka berupaya mencari dukungan agar batasan usia merokok dinaikkan dari 18 menjadi 21 tahun.

Tak hanya itu, Mitchell juga menungkap bahwa perwakilan perusahaan rokok berusaha membujuk politisi untuk mengecualikan produk tembakau tertentu, seperti cerutu, dari cakupan RUU. Mereka bahkan berupaya menunda pengesahan RUU hingga pemilihan umum mendatang.

Taktik lain yang dilakukan adalah mendorong klausul peninjauan undang-undang di masa depan. Hal ini berpotensi menjadi peluang untuk membatalkan aturan ini di masa depan.

Verified Writer

Leo Manik

...

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya