TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kelelahan, Belasan Kurir di Korsel Meninggal Sepanjang 2020

Pandemik membuat semua belanja online

Menteri Ketenagakerjaan Korea Selatan Lee Jae-kap (moel.go.kr)

Seoul, IDN Times — Pandemik COVID-19 membuat pemesanan online di seluruh dunia meningkat, termasuk di Korea Selatan yang memaksa para pekerja delivery atau kurir bekerja dari pagi hingga tengah malam, mengantarkan ratusan paket setiap harinya. Jika setiap tahun permintaan pengiriman paket di Korea Selatan meningkat 10 persen. Tahun ini, permintaan meningkat dua kali lipatnya. Membuat beban kerja kurir bertambah. 

Kim Dong-hee, berusia 36 tahun, merupakan seorang pekerja di Hanjin Transportation. Ia menjadi kurir kelima belas yang meninggal akibat kelelahan kerja. Di hari-hari terakhir hidupnya ia hampir bekerja selama 24 jam untuk mengantarkan paket di sekitar Seoul. Kronologinya seperti ini.

Kim Dong-hee baru kembali ke rumahnya pada pukul 2 pagi tanggal 7 Oktober. Pada hari itu juga ia harus kembali ke gudang untuk mengantarkan 420 paket dan baru bisa pulang ke rumahnya pukul 5 pagi keesokan harinya, 8 Oktober. Ia sempat mengirimkan pesan singkat untuk seorang rekan kerjanya pada pukul 4.28 pagi memohon untuk keringanan. Ia mengatakan bahwa ia terlalu lelah. Empat hari kemudian, Kim Dong-hee tidak bekerja dan ditemukan telah meninggal dunia di rumahnya. Ia meninggal karena serangan jantung. 

Pekerja lain yang mengalami hal sama yaitu Kim Won-jong yang pingsan saat mengantarkan paket, mengeluh mengalami nyeri dada dan kesulitan bernapas sebelum akhirnya meninggal dunia. Demikian juga dengan Seo-Hyung wook yang mengalami nyeri dada dan masalah pernapasan lalu meninggal karena gagal jantung. 

Para kurir mengalami kelelahan dan hanya memiliki sedikit waktu untuk makan ataupun istirahat sebelum kembali lagi bekerja. Mereka mengeluhkan beban kerja yang tidak tertahankan. Masyarakat Korea Selatan menyebutnya "gwarosa," atau kematian karena terlalu banyak bekerja.

1. Bekerja 71 jam per minggu dan menghadapi tuntutan ekstra saat pandemik   

Ilustrasi pekerja delivery atau kurir (pexels.com/@tima-miroshnichenko)

Melansir dari Wall Street Journal, Korea Selatan merupakan salah satu negara dengan jam kerja terpanjang setelah Meksiko dan Kosta Rika dan merupakan yang terpanjang di Asia pada tahun 2018 yaitu maksimal 52 jam per minggu. 

Pada tahun 2019 warga Korea Selatan rata-rata bekerja 41 jam per minggu. Namun, para pekerja delivery atau kurir bekerja lebih dari 60 jam per minggu dan dikategorikan sebagai overwork yaitu 71 jam per minggu. Berdasarkan data dari Center for Workers Health and Safety yang dilansir oleh New York Times, para kurir bekerja 12 jam sehari, 6 hari seminggu.

Ketika pandemik, pesanan online di seluruh dunia meningkat dan di Korea Selatan permintaan pengiriman barang meningkat 30 persen menjadi 3,6 miliar paket di tahun ini, dilansir dari New York Times.

Perusahaan berlomba-lomba menjanjikan beragam pilihan pengiriman yang lebih cepat seperti "within-the-day," "before-dawn" dan "bullet-speed." Sementara pekerja delivery hanya menerima 60 hingga 80 sen atau sekitar Rp10 ribu per paket dan dikenakan penalti jika gagal mengirimkan paket sesuai tenggat waktu yang diberikan.

Baca Juga: Kurir Usil, 10 Nama Penerima Paket Ini Ternyata...

2. Kesejahteraan minim sementara perusahaan tetap meraih untung

Perusahaan logistik asal Korea Selatan, Hanjin Transportation Co. Ltd (hanjinkal.co.kr)

Pekerja delivery atau kurir merupakan salah satu pekerja rentan di Korea Selatan karena statusnya sebagai outsource dan bukan karyawan penuh waktu. Mereka merupakan sub kontraktor independen yang bekerja atas dasar komisi menggunakan truk mereka sendiri di wilayah yang ditentukan. Sehingga mereka tidak memiliki jaminan kesejahteraan kerja memadai seperti jaminan waktu istirahat, batasan jam kerja, upah minimum, lembur, atau kompensasi atas kecelakaan saat bekerja. 

Melansir dari New York Times, di Korea Selatan antara tahun 2015 hingga 2019 terjadi hanya satu hingga empat kematian per tahunnya. Sedangkan pada enam bulan pertama di 2020, terjadi sembilan kematian kurir, berdasarkan data Korean Occupational Safety and Health Agency. Juga tingkat kecelakaan kurir yang disebabkan oleh pekerjaan meningkat 43 persen.

Di sisi lain, perusahaan logistik menikmati kenaikan keuntungan saat pandemik. Berdasarkan data pemerintahan Korea Selatan yang dilansir oleh Reuters, CJ Logistics melaporkan kenaikan 21 persen laba operasional dan Hanjin Transportation membukukan kenaikan 35 persen. Perusahaan tersebut merupakan dua perusahaan logistik terbesar di Korea Selatan dan mewakili 64 persen pasar.

Baca Juga: Merasa Lelah Sepanjang Waktu? Hati-hati Sindrom Kelelahan Kronis

Writer

Nissa Abdillah

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya