TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Hungaria Muak dengan Kritik yang Diberikan Barat

Barat terlalu ikut campur urusan dalam negeri Hungaria

ilustrasi bendera Hongaria.(pixabay.com/lmaresz)

Jakarta, IDN Times - Menteri Luar Negeri Hungaria, Peter Szijjarto, mengatakan bahwa kritik Barat terhadap budaya dan demokrasi Hungaria telah menghambat kerja sama negara tersebut, terutama dengan NATO dan Rusia. Hal itu dia sampaikan dalam sebuah wawancara yang dilakukankepada Associated Press pada Jumat (24/3/2023),

Hungaria muak dengan kritik Barat, kata Szijjarto.

Dia juga mengatakan bahwa Hungaria belum menentukan pilihannya apakan akan mengizinkan Finlandia dan Swedia untuk bergabung dengan NATO. Sebab, anggota parlemen Hungaria muak dengan komentar mereka tentang urusan dalam negerinya.

Baca Juga: Diskusikan Perdamaian, Menlu Hungaria Kunjungi Belarus

Baca Juga: Hungaria Ogah Ukraina Gabung NATO dan Uni Eropa, Ini Alasannya!

1. Perilaku politik Swedia dan Finlandia membuat khawatir Hungaria

Melansir The Associated Press, pada Senin esok, anggota parlemen dari partai yang berkuasa berencana akan memberikan suara untuk mendukung permintaan Finlandia untuk bergabung dalam militer NATO.

Akan tetapi, kekhawatiran serius Hungaria terus muncul dalam beberapa bulan terkahir akan Finlandia dan Swedia. Itu sebagian besar disebabkan karena perilaku elite politik kedua negara yang dikatakan sangat tidak sopan terhadap Hungaria.

“Anda tahu, ketika politisi Finlandia dan Swedia mempertanyakan sifat demokrasi dari sistem politik kita, itu benar-benar tidak dapat diterima,” kata Szijjarto.

Baca Juga: Hungaria Ingin Gugat Uni Eropa soal Pemblokiran Dana Pendidikan

2. Kritik Barat membuat Hongaria keberatan Swedia dan Finlandia masuk NATO

Kritik yang muncul dari Barat tersebut telah memicu rasa keberatan di Hungaria dan mempersulit pemerintah untuk mendukung Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO. Sementara pihak skeptis bersikeras mengatakan bahwa Hungaria hanya mencoba memenangkan konsensi yang menguntungkan negaranya.

Dalam resolusi Parlemen Eropa, anggota dari parlemen UE pada tahun lalu menyatakan bahwa Hungaria telah menjadi "rezim otoraksi elektoral hibrida" di bawah kendali pemerintahan Perdana Menteri Victor Orban.

Anggota parlemen UE mengatakan hal tersebut telah merusak nilai demokrasi yang berada di wilayah blok tersebut dan telah membawa Hungaria keluar dari komunitas demokrasi.

Verified Writer

NUR M AGUS SALIM

peternak ulat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya