TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

WHO: 9 Ribu Pasien di Jalur Gaza Membutuhkan Evakuasi Darurat

10 rumah sakit di Gaza hampir tidak berfungsi

Potret salah satu rumah sakit di Jalur Gaza.(twitter.com/Tedros Adhanom Ghebreyesus)

Jakarta, IDN Times- Dirjen Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan sekitar 9 ribu pasien di Jalur Gaza membutuhkan evakuasi untuk mendapatkan perawatan darurat. Sementara, wilayah Palestina yang dilanda perang hanya memiliki 10 rumah sakit yang hampir tidak berfungsi.

“Dengan hanya 10 rumah sakit yang berfungsi minimal di seluruh Gaza, ribuan pasien terus kehilangan layanan kesehatan,” tulis Adhanom Ghebreyesus di Twitter pada Sabtu (30/3/2024).

“Sekitar 9 ribu pasien harus segera dievakuasi ke luar negeri untuk mendapatkan layanan kesehatan yang menyelamatkan nyawa, termasuk pengobatan kanker, cedera akibat pemboman, dialisis ginjal, dan kondisi kronis lainnya,” katanya, dikutip Al-Monitor.

1. Jumlah pasien yang harus dievakuasi meningkat

Dilansir France24, menurut penilaian WHO, jumlah pasien yang memerlukan evakuasi darurat mengalami kenaikan yang awalnya di angka 8 ribu orang. Sebelum perang, Gaza memiliki 36 rumah sakit.

Pertempuran darat yang penuh dengan kekerasan telah berlangsung selama berminggu-minggu. Terkadang, pertempuran tersebut terjadi di sekitar rumah sakit Gaza yang juga menjadi tempat berlindung bagi ribuan orang yang kehilangan rumah mereka atau melarikan diri dari pertempuran.

Sementara, Israel telah berjanji untuk melenyapkan Hamas setelah serangan kilat yang dilakukan kelompok tersebut pada 7 Oktober tahun lalu. Israel telah membom Gaza tanpa henti, yang menyebabkan banyak fasilitas kesehatan rusak.

Baca Juga: Konvoi Kapal Bawa 332 Ton Bantuan Kemanusiaan Berlayar Menuju Gaza

2. Gaza hampir alami blokade penuh

Dilansir Rfi.Fr, Gaza hampir mengalami blokade punuh. LSM dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menuduh Israel menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan 2,4 juta penduduk Palestina yang sebagian besar tinggal di Rafah, Gaza selatan.

Israel membela kebijakan yang mereka buat karena ingin menghancurkan Hamas. Selain itu, Israel juga menolak laporan-laporan yang dibuat PBB dan LSM bahwa inspeksi Israel yang rumit menghalangi pengiriman makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Perang yang meletus pada 7 Oktober tersebut telah menewaskan sekitar 1.160 kematian di Israel yang sebagian besar warga sipil. Selain korban tewas, Hamas juga menyandera sekitar 250 orang yang diyakini Israel sekitar 130 orang masih di Gaza termasuk 34 orang diperkirakan tewas.

Verified Writer

NUR M AGUS SALIM

seorang pencari sumber angin

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya