TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Geng Haiti Bunuh Lebih 1.500 Orang dalam 3 Bulan

PBB serukan embargo senjata secara efektif

ilustrasi anak-anak Haiti (Twitter.com/United Nations Geneva)

Jakarta, IDN Times - PBB melaporkan bahwa kekerasan geng Haiti dalam tiga bulan terakhir telah menewaskan lebih dari 1.500 orang. Laporan terbaru yang dirilis pada Kamis (28/3/2024) itu menyebut, PBB menyesalkan aliran senjata yang terus datang ke negara tersebut.

PBB mengatakan perang geng semakin meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Mereka menggambarkan situasi di Haiti sebagai bencana besar.

Perdana Menteri (PM) Ariel Henry mengundurkan diri pada 11 Maret. Dia meninggalkan negaranya dan kini berada di Puerto Riko. Kelompok geng yang bersaing, telah menghalanginya untuk kembali ke Haiti.

Baca Juga: Prancis Janji Evakuasi Warga Paling Terancam di Haiti

1. Praktik keterlaluan yang harus dihentikan

Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) Volker Turk mengatakan, tahun lalu kekerasan geng di Haiti yang didokumentasikan ada 4.451 pembunuhan. Tahun ini hingga 22 Maret, sebanyak 1.554 didokumentasikan.

"Semua praktik ini keterlaluan dan harus segera dihentikan," katanya dikutip dari Reuters.

Kematian diakibatkan pembunuhan di rumah-rumah penduduk karena dugaan warga sipil mendukung polisi atau geng saingannya. Kematian juga terjadi di jalanan padat penduduk karena baku tembak atau penembak jitu.

Salah satu kasus menyebutkan, korbannya adalah bayi berusia tiga bulan.

2. Ratusan orang digantung

PBB mengatakan, dalam beberapa pekan terakhir kekerasan antar geng mengalami peningkatan. Kelompok bersenjata terlibat serangan baru, termasuk penggerebekan kantor polisi dan bandara internasional.

Dilansir VOA News, OHCHR juga mengatakan karena minimnya keamanan, 528 orang yang dicurigai berhubungan dengan geng bersenjata, digantung oleh brigade pertahanan diri pada tahun lalu dan 59 orang tahun ini.

Kelompok tersebut merupakan kelompok yang ingin mengisi kekosongan keamanan yang ditinggalkan oleh polisi.

Dewan Kepresidenan transisi yang bertanggung jawab memilih PM baru, mengeluarkan pernyataan resmi pertama pada Rabu. Mereka berjanji memulihkan ketertiban politik dan demokrasi di Haiti.

Baca Juga: PBB: 5,5 Juta Warga Haiti Butuh Bantuan Kemanusiaan

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya