TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Protes Kebijakan Uni Eropa, Petani Kembali Protes di Brussels

Petani ingin diprioritaskan demi Eropa yang kuat

ilustrasi protes para petani (youtube.com/Global News)

Jakarta, IDN Times - Para petani Eropa melancarkan protes di Brussels, ibu kota Belgia, yang jadi markas Uni Eropa (UE). Pada Selasa (263/2024), mereka menyemprotkan kotoran ternak serta menggunakan ratusan traktor untuk memblokade jalan di dekat markas besar UE.

Protes tersebut berubah menjadi kekerasan. Polisi harus menggunakan gas air mata dan meriam air untuk menenangkan massa. Pihak berwenang memperingatkan para pekerja untuk sebisa mungkin bekerja dari rumah karena peristiwa tersebut.

Protes terjadi ketika para menteri anggota UE bertemu untuk mencari cara guna menenangkan krisis yang telah terjadi selama beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Serbia Keluar dari Dewan Eropa jika Kosovo Diterima sebagai Anggota

1. Situasi petani di Eropa sedang sangat buruk

Sejak Selasa pagi, para petani dengan ratusan traktor telah mengelilingi Place du Luxembourg di luar Parlemen Eropa. Mereka menyalakan api dan menyetel musik.

Dilansir Politico, aksi protes terbaru petani Eropa itu memblokir beberapa akses jalan di sekitar gedung institusi Eropa, termasuk sepanjang Rue de la Loi, salah satu jalan tersibuk di Brussels.

"Petani putus asa. Kami datang ke sini bukan untuk bersenang-senang. Situasi petani di Eropa sangat buruk. Kami dipinggirkan," kata Leonardo van den Berg, anggota dewan Koordinasi Eropa Via Campesina (ECVC).

Meski jumlah mereka lebih sedikit dibanding protes-protes sebelumnya, tapi disebut tak kalah gaduhnya. Para petani melempar telur ke arah polisi, membakar tumpukan jerami dan ban, membunyikan klakson traktor dan menyalakan petasan.

2. Petani ingin diprioritaskan demi Eropa yang kuat

Para petani merasa dirugikan ketika kebijakan UE untuk melawan perubahan iklim berdampak pada mereka. Mereka protes sambil membawa sekitar 250 unit traktor.

Dilansir Associated Press, saat ini rencana UE untuk menerapkan kebijakan melawan perubahan iklim ditunda tanpa batas waktu. Ini menggaris bawahi bagaimana protes para petani memiliki pengaruh besar pada politik.

"Untuk memiliki Eropa yang kuat, diperlukan pertanian yang kuat. Jadi kami di sini untuk mengingatkan mereka bahwa petani mereka harus menjadi prioritas," kata Yolin Targe, petani Belgia.

"Kami harus menangani banyak tugas administratif. Kami harus menghadapi banyak pembatasan lingkungan. Kami mendukung upaya terbaik kami untuk menjaga lingkungan, namun tetap saja pertanian harus menjadi prioritas," jelasnya.

Baca Juga: Sekjen PBB Sindir Uni Eropa yang Terapkan Standar Ganda soal Gaza

Verified Writer

Pri Saja

Petani

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya