TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Australia Beri Bantuan Keamanan Senilai Rp1 T untuk Papua Nugini

PNG akan meningkatkan jumlah petugas polisi hingga 26 ribu

Perdana Menteri Papua Nugini James Marape (kiri) dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese di Canberra pada Kamis (8/2/2024). (twitter.com/AlboMP)

Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri (PM) Papua Nugini (PNG), James Marape, menyambut baik pengumuman signifikan tentang investasi hukum dan keadilan khas dari Australia senilai 100 juta dolar Australia (sekitar Rp1 triliun).

Bantuan dalam kerangka Kemitraan Hukum dan Keadilan kedua negara. Bantuan tersebut, ditujukan untuk keamanan dalam negeri PNG, termasuk pembangunan fasilitas pelatihan perekrutan dan investigasi polisi, serta barak polisi.

Hal ini disampaikan dalam Dialog Pemimpin Tahunan Papua Nugini-Australia yang kelima di Canberra pada Kamis (8/2/2024). Pertemuan terbaru antara Marape dan PM Australia Anthony Albanese tersebut akan melanjutkan Perjanjian Keamanan Bilateral yang ditandatangani Desember tahun lalu, yang terjadi ketika negara-negara Pasifik menghadapi ambisi China yang semakin besar.

Baca Juga: Papua Nugini Akan Tandatangani Pakta Keamanan dengan Australia

1. Marape juga mendapat kesempatan berpidato di Parlemen Australia

Para perdana menteri menegaskan kembali bahwa kedua negara sebagai mitra setara, bekerja sama guna memajukan perdamaian, kemakmuran dan ketahanan, baik secara bilateral dan di kawasan.

"Papua Nugini dan Australia menegaskan kembali komitmen mereka terhadap arsitektur keamanan yang ada di kawasan ini sebagai pendorong utama kerja sama keamanan," kata Marape dan Albanese dalam pernyataan bersama, dikutip dari laman resmi PM Australia.

Dalam lawatannya yang berlangsung dari 7-9 Februari, Marape juga mendapat kesempatan berpidato di depan para anggota dan senator Parlemen Australia. Dia berjanji bahwa 'tidak ada yang akan menghalangi hubungan kedua negara'. Pidato tersebut menjadi pidato tatap muka pertama yang dilakukan pemimpin asing sejak 2020.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan bahwa pidato bersejarah Marape meningkatkan hubungan Negeri Kanguru dengan Pasifik.

"Kami tahu bahwa China adalah kekuatan besar yang menegaskan kepentingannya. Apa yang kami lakukan adalah menekankan kembali peran kami dalam keluarga besar di Pasifik dan pentingnya keterlibatan tersebut," ungkapnya, dikutip dari Associated Press.

2. Baru-baru ini PNG menolak tawaran dari Beijing

Bendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Papua Nugini yang merupakan bagian strategis penting di Pasifik Selatan telah menolak tawaran dari China, yang membuat perjanjian keamanan dengan Kepulauan Solomon pada 2022 yang menimbulkan kekhawatiran di antara sebagian orang di wilayah tersebut.

Laporan baru-baru ini bahwa Port Moresby-Beijing telah mengadakan pembicaraan awal mengenai kerja sama keamanan dan kepolisian, membuat khawatir Canberra, dilansir The Guardian.

Australia menilai bahwa Negeri Tirai Bambu sedang belajar dari kesalahannya. Itu termasuk upayanya yang gagal pada tahun lalu untuk mencapai perjanjian keamanan dan perdagangan menyeluruh dengan 10 negara-negara Pasifik sekaligus.

Baca Juga: Papua Nugini Rusuh, Bagaimana Kondisi 1.317 WNI?

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya