TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Imbas Polusi Udara, Anak-anak di Hanoi Diimbau Berada di Rumah

Hanoi jadi salah satu ibu kota berpolusi di dunia

Potret suasana jembatan Long Bien di Hanoi, Vietnam. (unsplash.com/Long Bún)

Jakarta, IDN Times - Langit di Hanoi, ibu kota Vietnam dalam beberapa pekan terakhir diselimuti kabut tebal dan polusi udara yang memburuk. Hal ini menyebabkan para orang tua mewanti-wanti anaknya untuk tidak keluar rumah.

"Emisi kendaraan, kegiatan industri, dan praktik pengelolaan limbah yang buruk termasuk pembakaran sampah merupakan salah satu sumber utama polusi di Hanoi," kata Angela Pratt, perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Vietnam, dikutip dari The Straits Times pada Rabu (20/3/2024).

Dia juga mendesak negara itu untuk mempertimbangkan penetapan tingkat polutan udara maksimum yang dapat diterima.

Polusi udara di Hanoi juga secara drastis mengurangi jarak pandang karena tingginya tingkat partikulat dari emisi kendaraan dan debu halus terkait dengan konstruksi.

1. Anak-anak merupakan kelompok rentan terpapar polusi udara

Nga Trang merupakan salah satu dari banyak penduduk Hanoi yang rutinitas sehari-harinya terganggu oleh polusi udara yang parah. Dia juga melarang anak-anaknya bermain di luar ruangan sepulang sekolah karena polusi udara akibat pembakaran sampah yang semakin parah di lingkungannya pada sore hari.

Pada awal bulan ini, Nga juga mengumpulkan puluhan tanda tangan guna menghentikan pembakaran sampah di sebuah lokasi dekat apartemennya di kawasan padat penduduk.

"Hal ini berdampak lebih langsung terhadap kita, dibandingkan sumber polusi lainnya karena kita dapat mencium dan melihatnya setiap hari," kata Nga.

Seruan untuk anak-anak boleh tinggal di rumah pun telah berlangsung sejak awal tahun ini.

Kementerian Kesehatan Vietnam telah merekomendasikan tempat penitipan balita, taman kanak-kanak, dan sekolah dasar untuk mempertimbangkan meliburkan anak-anak dari sekolah, jika indeks kualitas udara berada pada tingkat berbahaya. Apabila mereka harus pergi ke sekolah, anak-anak harus menghindari kegiatan di luar ruangan atau menyesuaikan jadwal.

Sementara itu, kelompok rentan termasuk anak-anak, wanita hamil, orang tua, dan mereka yang memiliki penyakit pernapasan dan kardiovaskular, harus memantau kesehatan pada hari-hari di mana polusi udara tinggi. Jika muncul gejala, seperti kesulitan bernapas, batuk atau demam, mereka harus melakukan pemeriksaan di fasilitas medis, dilansir VN Express.

Baca Juga: 5 Warga Palestina Tewas Tertimpa Bantuan dari Udara

2. Penyakit pernapasan karena polusi udara salah satu penyumbang kematian di Vietnam

Potret kota Hanoi di Vietnam. (unsplash.com/Elliot Andrews)

Hanoi merupakan kota yang sering menduduki puncak daftar harian global sebagai kota paling berpolusi, menurut laporan tahunan IQAir, sebuah perusahaan teknologi kualitas udara.

Bahkan, kota tersebut menjadi salah satu ibu kota terburuk di dunia dalam hal kualitas udara pada tahun lalu. Tercatat, konsentrasi rata-rata partikel kecil dan berbahaya di udara, yang dikenal sebagai PM 2.5, hampir 9 kali lebih tinggi dari batas yang direkomendasikan WHO. 

Menurut laporan World Bank pada 2021, emisi dari 8 juta kendaraan yang terdaftar di Hanoi menyumbang 30 persen dari polusi udara dan 30 persen lainnya berasal dari industri.

WHO mengatakan bahwa berdasarkan perkiraan konservatif, sekitar 60 ribu kematian di negara berpenduduk 100 juta jiwa ini setiap tahunnya disebabkan oleh polusi udara. 

Verified Writer

Rahmah N

.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya