AS dan Inggris Larang Penumpang Timur Tengah Bawa Perangkat Elektronik ke Pesawat
Aturan tersebut dinilai tak masuk akal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pemerintah AS di bawah Donald Trump kembali membuat aturan yang memperketat persyaratan penumpang yang akan mengunjungi negara tersebut. Pada 20 Maret 2017, Badan Keamanan Transportasi (TSA) mengumumkan bahwa para penumpang dalam penerbangan langsung ke AS dari sepuluh bandara di delapan negara Timur Tengah dilarang membawa perangkat elektronik yang berukuran lebih besar dari telepon genggam.
Baca Juga: Dilarang Masuk Amerika, Sutradara Iran ini Justru Menang Oscar
Kebijakan itu untuk mencegah masuknya teroris masuk ke AS.
Aturan tersebut mulai aktif pada Maret 2017 hingga Oktober 2017. Adapun perangkat elektronik yang dilarang adalah yang berukuran 6 cm x 9.3 cm x 1.5 cm. Belum diketahui apakah electronic flight bag (EFB) yang digunakan para kru pesawat selama penerbangan akan menjadi target dari aturan itu atau tidak.
Pasalnya, para kru biasanya menggunakan tablet untuk melihat EFP tersebut untuk mempermudah tugas-tugas di dalam pesawat. Sementara itu, dikutip dari The Guardian, delapan negara Timur Tengah menjadi target dari aturan terbaru yang dikeluarkan oleh AS ini. Di negara-negara itu ada sepuluh bandara yang akan terkena dampaknya:
1) Bandara Queen Alia di Yordania
2) Bandara Internasional Kairo di Mesir
3) Bandara Internasional Ataturk di Turki
4) Bandara Raja Abdulaziz dan Raja Khalid di Arab Saudi
5) Bandara Internasional Kuwait di Kuwait
6) Bandara Muhammad V di Maroko
7) Bandara Internasional Doha di Qatar
8) Bandara Internasional Dubai dan Abu Dhabi di Persatuan Emirat Arab
Departemen Keamanan Dalam Negeri AS berkata bahwa penargetan terhadap delapan negara itu didasarkan pada gambaran besar mengenai ancaman terorisme saat ini. Lebih lanjut, aturan tersebut dilatarbelakangi oleh ketakutan bahwa insiden pada Februari lalu, ketika seorang teroris meledakkan laptopnya di dalam pesawat di Somalia, akan terjadi juga di AS.
Baca Juga: Maskapai ini Sukses Pecahkan Rekor Penerbangan Terpanjang di Dunia