Ketika Panda Jadi "Duta Besar" Tiongkok di Beberapa Negara
Panda menjadi alat diplomasi sejak 1950-an.
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa sangka binatang seperti panda bisa sampai membuat dua pemimpin negara yang sibuk bertemu? Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan akan berjumpa dengan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, dalam rangka meresmikan kedatangan dua panda bernama Cai Tao dan Hun Chun di Taman Safari Indonesia (TSI) Cisarua, Jawa Barat. Keduanya dilaporkan mendarat di Indonesia pada Kamis (28/9).
Baca juga: Kurangi Polusi, Ratusan Pabrik di Tiongkok Ditutup
Panda adalah bagian dari alat diplomasi Tiongkok sejak era Perang Dingin.
Kedatangan kedua panda lucu dari Pusat Reservasi Panda di Wolong, Tiongkok, itu bukan hanya untuk menghibur para pengunjung TSI saja. Mereka juga tidak semata-mata datang karena fasilitas di TSI memenuhi standar.
Kedatangan sepasang panda bernama Cai Tao dan Hun Chun itu juga merupakan simbol bahwa pemerintah Tiongkok "menyukai" Indonesia. Dalam hubungan internasional, Tiongkok sudah dikenal memiliki diplomasi panda sejak 1950-an. Negara pertama yang menjadi tujuan panda kala itu adalah Uni Soviet.
Wen-cheng Lin, seorang profesor di Insititute of China and Asia-Pacific Studies di National Sun Yat-sen University, menulis bahwa salah satu alasannya adalah perjanjian kerjasama antara kedua negara dalam bidang keamanan.
Kemudian, sejak 1965 hingga 1980, Korea Utara menerima lima panda. Konteks pemberian panda kepada kedua negara adalah sama: Perang Dingin. Setelah Tiongkok berhasil masuk PBB pada 1971, negara itu mulai mengirimkan sejumlah panda ke Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Jerman, Jepang dan Meksiko. Tujuannya? Agar lebih diterima di panggung internasional.
Baca juga: Jadi Bahan Meme, Pemerintah Tiongkok Blokir Winnie The Pooh