Mulai Tergeser Robot, Pekerja di Filipina Galau
Khayalan di film-film itu mulai jadi kenyataan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Manila, IDN Times - Para pekerja alih daya atau outsourcing di Filipina menyatakan kekhawatiran terkait meningkatnya penetrasi kecerdasan bantuan (AI). Mereka mengaku risau bila robot akan menggantikan keberadaan mereka.
Baca juga: Agar Robot Tak Ancam Manusia, Kecerdasan Buatan Perlu Diatur
Filipina sangat bergantung kepada pekerja di pusat informasi yang semuanya adalah hasil outsourcing.
Dikutip dari Reuters, Filipina saat ini sudah mengalahkan India sebagai negara dengan jumlah pekerja di sektor pusat informasi (call centers) terbesar di dunia. Mereka semua merupakan pekerja outsourcing. Maka, tak mengherankan ketika mereka menyuarakan kekhawatiran bahwa kecerdasan buatan akan melahap industri yang bernilai Rp 311 triliun tersebut.
Salah satu yang selama ini jadi aset terbesar Filipina adalah kemampuan berbahasa Inggris mereka. Banyak korporasi multinasional yang memanfaatkan kemampuan mereka itu untuk mengisi posisi di pusat informasi mereka. Keberadaan mesin penerjemah yang dibuat dengan konsep kecerdasan buatan berpotensi menyaingi para pekerja itu.
Bahkan, perusahaan penyedia layanan manajemen IT asal Amerika Serikat, Sutherland Global Service, juga menyuarakan hal yang sama. "Aku tak berpikir bahwa kemampuan Bahasa Inggris kami yang sangat baik akan menjadi jaminan lima, 10 tahun dari sekarang. Itu takkan penting lagi," ujar Rahneesh Tiwary, salah satu pejabat senior Sutherland.
Baca Juga: Hanya dengan Foto, Teknologi Ini Bisa Deteksi Seorang Gay