TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gelar Referendum, Kurdistan Siap Merdeka dari Irak

Pemerintah Turki dan Iran ikut keluarkan kecaman.

ANTARA FOTO/REUTERS/Pierre Albouy

Referendum Kurdistan Irak dilaksanakan pada Senin (25/9) waktu setempat. Menurut laporan Reuters, jumlah warga yang mendatangi bilik-bilik suara sangat tinggi. Dari 5,8 juta pemilih sah, 78 persennya bersedia memilih langsung. Pertanyaannya sederhana: Apakah Kurdistan dan wilayah di sekitarnya harus menjadi negara merdeka? Namun, faktanya, dampaknya jauh lebih rumit dari itu.

Baca Juga: Suami Diusir, Irak Tahan Anak dan Istri Teroris ISIS

Warga Kurdistan merasa tidak mendapatkan keadilan dan kesejahteraan.

ANTARA FOTO/REUTERS/Azad Lashkari

Berbagai pihak telah sejak lama memprediksi bahwa warga Kurdistan Irak, cepat atau lambat, akan memaksa untuk memisahkan diri dari Irak. Orang-orang Kurdi sendiri tersebar di Irak, Iran, Suriah dan Turki. Mereka tak memiliki kewarganegaraan ketika Ottoman runtuh.

Pada 1920, warga Kurdistan Irak sempat dijanjikan sebuah negara sendiri usai Perang Dunia I. Namun, janji itu tak pernah terlaksana. Sejak itu, warga Kurdi di Irak bagian utara membentuk tentara mereka sendiri dan berperang melawan pemerintah Irak di Baghdad, terutama ketika Saddam Hussein berkuasa.

Mereka melihat bahwa Irak tak pernah bisa memberikan rasa aman, adil, dan sejahtera. Terlebih lagi dengan keberadaan kelompok ISIS, tentara Kurdistan meyakini mereka lebih bisa menjaga diri sendiri dibandingkan harus bergantung kepada Irak.

"Kami sudah melihat yang lebih buruk, kami sudah melihat ketidakadilan, pembunuhan dan blokade," kata salah seorang warga. Sejak 1986 hingga 1988, tentara Irak menghancurkan ribuan desa-desa Kurdi. Padahal, 20 persen populasi Irak merupakan orang-orang dari etnis tersebut.

Belum lagi penilaian bahwa pemerintah Irak turut bertanggungjawab melahirkan ISIS yang telah membunuh kelompok minoritas Yazidi, yang menurut mereka ada warga Kurdi. Keberadaan minyak mentah di wilayah itu juga menjadi salah satu faktor pendorong kuatnya keinginan untuk membentuk negara sendiri.

Baca Juga: Inilah Potret Para Pejuang Wanita yang Ditakuti ISIS Lebih dari Tentara Militer Manapun

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya