TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tak Gubris Nuklir Kim Jong-un, Warga Korsel Sibuk Cari Uang

"Aku lebih khawatir soal berapa banyak uang diperlukan untuk membeli makanan."

ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un dan uji coba nuklirnya menjadi topik panas pada Sidang Umum PBB di New York, Amerika Serikat. Donald Trump bahkan mengatakan siap untuk "menghancurkan Korea Utara" jika tak punya pilihan lain. Namun, sebagian besar warga Korea Selatan malah tak menggubrisnya dan memilih sibuk dengan urusan perut masing-masing.

Baca juga: Amerika Serikat Larang Warganya ke Korea Utara

Mereka lebih khawatir soal kebutuhan sehari-hari.

ANTARA FOTO/Defense Ministry/Yonhap via REUTERS

Dikutip dari Reuters, mayoritas orang Korea Selatan tak hanya merasa hiruk-pikuk sidang di New York jauh dari tempat mereka tinggal, bahkan sumber keributan itu sendiri, Korea Utara, juga terlihat jauh. Setidaknya itu yang dikatakan oleh seorang warga bernama You.

"Kami punya lebih banyak persoalan yang dikhawatirkan dalam kehidupan sehari-hari. Secara pribadi, aku lebih khawatir soal seberapa banyak uang yang dibutuhkan untuk membeli makanan," ujarnya. Sikap ini dipengaruhi oleh fakta bahwa mereka sudah bertahun-tahun hidup di tengah ancaman pengembangan senjata nuklir oleh negara tetangga.

Alhasil, masalah-masalah yang lebih "membosankan" seperti pekerjaan dan perekonomian jauh merisaukan daripada apa yang akan dilakukan Kim Jong-un. Tak hanya itu, latihan-latihan militer yang yang dilakukan Korea Selatan untuk mengantisipasi serangan Korea Utara pun secara umum tidak dipedulikan oleh rakyat.

Survei oleh Gallup Korea di awal bulan September menunjukkan 58 persen warga Korea Selatan yakin tak akan ada perang antara negaranya dengan negara sebelah. Ini adalah jumlah tertinggi kedua sejak survei pada 1992.

"Orang-orang berkata perang antara Korea Utara dan Korea Selatan belum berakhir secara teknis tapi generasiku tak pernah menyaksikan perang. Bagiku itu seperti realita yang kabur. Itu kenapa saat orang-orang berkata itu bahaya, aku tak bisa merasakannya. Semua temanku lebih resah soal pekerjaan mereka," kata Kim Hye-ji.

Meski begitu, beberapa orang mengaku masih khawatir.

ANTARA FOTO/REUTERS/Kim Hong-ji

Beberapa orang mengaku bahwa ancaman Korea Utara membuat mereka memikirkan tentang pindah ke negara yang tak mungkin dijangkau nuklir Kim Jong-un. Mereka juga menyiapkan tas-tas yang berisi perlengkapan darurat seperti makanan siap saji dan peluit. 

Sebagian lainnya berpaling kepada Tuhan. Misalnya, Choi Ei-woo yang merupakan pastor kepala di Gereja Methodist Chongkyo di Seoul. "Aku tak yakin akan ada perang, tapi bisa saja ada tindakan-tindakan tak terduga yang menyebabkan perang. Aku berdoa kepada Tuhan untuk membimbing kami melalui waktu ini," ucapnya.

Baca juga: Korsel Bentuk Tim Khusus dengan Misi Bunuh Kim Jong-un

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya