Israel Kembangkan Teknologi Tes COVID-19 Gunakan Air Liur
Hasil tes COVID-19 diklaim bisa keluar kurang dari 1 detik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Sebuah teknologi untuk melakukan uji tes kilat COVID-19 bagi warga sedang dikembangkan oleh Israel. Tes tersebut menggunakan air liur dan ditargetkan bisa keluar hasilnya kurang dari satu detik.
Kantor berita Reuters, Jumat, 14 Agustus 2020 melaporkan teknologi ini dikembangkan oleh Sheba Medical Centre di Tel Aviv, Israel. Caranya pasien tinggal kumur dengan larutan garam dan dimasukkan ke dalam botol. Hasilnya kemudian diperiksa menggunakan alat spektral yang dalam bahasa sederhananya akan menyinari spesimen dan menganalisis apakah di dalam air liur itu terdapat virus corona.
Ilmuwan penyakit tropis di Sheba Medical Centre, Eli Schwartz yang memimpin penelitian tersebut mengatakan tes COVID-19 ini jauh lebih mudah dibandingkan dengan PCR.
"Sejauh ini kami telah memiliki hasil yang menjanjikan melalui metode ini yang diharapkan bisa lebih nyaman dan murah," ungkap Schwartz. Ia juga mengklaim hasil pengujian menggunakan tes kit ini mencapai 95 persen. Bila sudah mengantongi izin, berapa harga jual tes kit ini ke publik?
Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Tenaga Kesehatan Singapura Minim Terpapar COVID-19
1. Alat test kit COVID-19 dengan air liur itu sudah diuji klinis ke ratusan relawan
Sebelum dijual untuk publik, Sheba Medical Centre mengatakan telah melakukan uji klinis test kit tersebut ke ratusan relawan. Mereka mengatakan alat itu dapat mengidentifikasi virus di dalam tubuh relawan dengan tingkat akurasi mencapai 95 persen.
Sementara, ahli di bidang virologi molekuler di Universitas Hebrew, Yerusalem, Amos Panet, mengatakan ia ingin melihat lebih banyak data dan membandingkan dengan tes kit serupa yang sudah pernah ada. Panet tidak ingin terburu-buru dalam membuat kesimpulan akhir.
Ia menjelaskan dengan metode ini akan lebih mudah mendeteksi pasien yang sudah terpapar COVID-19 dan menunjukkan gejala. Sebab, semakin kondisinya memburuk, maka virus akan semakin terlihat di dalam air liurnya. Namun, yang perlu diwaspadai adalah pasien yang tidak menunjukkan gejala.
Baca Juga: Hasil Studi: Swiss Jadi Negara Teraman Selama Pandemik COVID-19