Presiden Trump Tak akan Buat Aturan yang Memaksa Warga AS Pakai Masker
Trump menyerahkan kepada warga bila ingin bermasker
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat, Donald J. Trump, berjanji tidak akan mengeluarkan aturan yang memaksa warga untuk mengenakan masker. Menurut Trump penggunaan masker harus bersifat sukarela sehingga tidak menghilangkan kebebasan warga Negeri Paman Sam.
Trump menyampaikan pernyataan itu ketika diwawancarai oleh stasiun berita Fox News pada Jumat, 17 Juli 2020. Komentar itu dilontarkan oleh Trump usai para ahli kesehatan dan kepala daerah di AS memilih untuk tetap menjadikan penggunaan masker menjadi aturan setempat. Sebab, hanya dengan menggunakan masker bisa mencegah semakin meluasnya pandemik COVID-19 di Negeri Paman Sam yang telah merenggut 142 ribu jiwa.
Penggunaan masker di AS justru menjadi isu politis jelang pemilu. Sementara, gubernur di hampir semua negara bagian di AS memilih menerapkan aturan yang mewajibkan warganya untuk memakai penutup wajah atau masker ketika berada di luar ruangan. Gubernur Alabama yang notabene dari Partai Republik, Kay Ivey turut membuat aturan serupa.
Gubernur Georgia yang juga kader Partai Republik, Brian Kemp telah mendorong warga AS mengenakan masker dimulai Agustus mendatang. Kemp tetap meminta warga agar mengenakan masker kendati menempuh jalur hukum dengan menggugat Wali Kota Atlanta, Keisha Lance Bottoms, karena membuat aturan wajib untuk mengenakan masker. Sedangkan, Wali Kota Bottoms kini dinyatakan positif kena COVID-19.
Lalu, mengapa ada negara di mana penduduknya bersedia menggunakan masker dan tidak?
Baca Juga: Sempet Ngeyel, Trump Akhirnya Mau Pakai Masker, Mengapa?
1. Beberapa negara yang menerapkan kebijakan wajib mengenakan masker telah memahami lebih baik penyakit COVID-19
Jauh berbeda dari AS, menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh badan peneliti terkemuka di Inggris, The Royal Society justru menemukan beberapa negara sudah mewajibkan warganya untuk mengenakan masker. Perubahan drastis itu terjadi dalam kurun waktu enam bulan terakhir. Bila pada awal pandemik terjadi yakni Maret lalu baru ada 10 negara yang merekomendasikan penggunaan masker, maka kini lebih dari 130 negara yang telah menyarankan hal itu.
Data dari kelompok aktivis peneliti bernama Masks4All bahkan menyebut kendati Trump tidak mewajibkan, tetapi ada 20 negara bagian di AS yang membuat aturan memakai masker adalah suatu keharusan. Penggunaan masker jadi lebih meningkat diprediksi karena masing-masing negara itu sudah memiliki pemahaman lebih baik terhadap COVID-19.
"Negara-negara yang sebelumnya tidak memiliki kebiasaan mengenakan masker dan penutup wajah ketika berada di ruang publik akhirnya mengadopsi kebiasaan ini yaitu Italia (83,4 persen), Spanyol (63.8 persen) dan Amerika Serikat (65,8 persen)," demikian isi laporan The Royal Society dan dikutip stasiun berita BBC pada 14 Juli 2020 lalu.
Selain itu, sebelumnya Badan Kesehatan Dunia (WHO) hanya mewajibkan penggunaan masker bagi orang yang sakit dan pekerja medis. Namun, dalam beberapa bulan terakhir ditemukan bukti yang kuat banyak orang yang telah terpapar COVID-19 namun tak menunjukkan gejala. Orang-orang ini lah yang menjadi carrier virus dan membahayakan. Penggunaan masker bisa mencegah terpapar COVID-19 dari orang tanpa gejala.
Baca Juga: WHO Kini Wajibkan Warga yang Berada di Kerumunan Pakai Masker 3 Lapis